Sabtu, 13 Agustus 2011

Tujuh tips untuk menghadapi pelbagai ujian kehidupan

Tiap ujian telah diukur kadarnya
takkan pernah melampaui
apa yang bisa ditampung hati, ditanggung jiwa.
Jadi yang diuji-Nya dari diri,
bukanlah KEMAMPUAN, melainkan KEMAUAN....
Maka tiap penghalang dijalan kehidupan tertakdir,
ada untuk satu alasan sederhana:
Mengetahui sebesar apa tekad kita untuk melampauinya,
dan meloncat kepeluk cinta-Nya

"Laa yukallifullaahu nafsan illa wus'ahaa" (Al Baqarah:286)

 
Pertama, 
Yakinlah bahwa ujian itu merupakan ekspresi cinta Allah pada hamba-Nya. Allah Swt memberikan cobaan agar kita menjadi lebih dewasa dan matang dalam mengarungi kehidupan. Abu Hurairah r.a. berkata, bahwa Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi orang yang baik maka dia akan diberi-Nya cobaan.” (H.R.Bukhari)
 
Kedua, 
Yakinlah bahwa semakin besar dan banyak cobaan yang Allah turunkan kepada kita, makin besar pula pahala dan sayang Allah yang akan dilimpahkan kepada kita. Dengan syarat, kita dapat menyelesaikan setiap ujian itu secara baik. Anas r.a. berkata: Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung pada besarnya cobaan. Sesungguhnya apabila Allah Ta’ala itu mencintai suatu kaum maka Dia mengujinya. Barang siapa yang rela menerimanya, dia mendapat keredhaan Allah, dan barang siapa yang murka, maka dia pun mendapat kemurkaan Allah” (H.R.Tirmidzi)
 
Ketiga, 
Yakinlah bahwa ujian itu akan menghapuskan dosa-dosa yang pernah kita kerjakan. Abu Said dan Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda: “Seorang muslim yang ditimpa penderitaan, kegundahan, kesedihan, kesakitan, gangguan, dan kerisauan, bahkan hanya terkena duri sekalipun, semuanya itu merupakan kafarat (penebus) dari dosa-dosanya "(H.R. Bukhari dan Muslim)
 
Keempat, 
Selalu berfikir positif bahwa apapun yang menimpa diri kita akan menjadi kebaikan. Abu Yahya Shuhaib bin Sinan r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Sungguh menakjubkan sikap seorang mukmin itu, segala keadaan dianggapnya baik dan hal ini tidak akan terjadi kecuali bagi seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka itu lebih baik baginya, dan apabila ditimpa penderitaan, dia bersabar, maka itu lebih baik baginya.”(H.R.Muslim)
 
Kelima, 
Yakinlah bahwa setelah kita ditimpa kesulitan, maka akan ada kemudahan. Fakta menunjukkan bahwa ide–ide yang hebat sering muncul ketika kita berada di puncak kesulitan.  Prof. Dr. Hamka (Buya Hamka) menulis Tafsir Al-Azharnya ketika beliau berada dalam sel tahanan, dan banyak contoh lainnya. "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Q.S. Alam Nasyrah 94: 5- 6)

Keenam, 
Selalu optimistik bahwa kita bisa menyelesaikan setiap ujian yang Allah berikan, karena Allah tidak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan hamba-Nya. Optimis dapat melahirkan tenaga yang tersembunyi dalam diri kita, kerana itu optimis bisa menjadi bahan bakar untuk menyelesaikan segala persoalan. "Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan dia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.” (Q.S. Al-Baqarah 2 : 286)

Ketujuh, 
Menghadapi ujian dengan usaha dan doa. Kerahkan segala ikhtiar untuk menyelesaikan ujian dan follow-up usaha itu dengan doa. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. "Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap” (Q.S. Alam Nasyarh 94 : 7 – 8). "Berdoalah kepada-Ku, nescaya akan Aku kabulkan doamu.” (Q.S. Al-Mu’min 40: 60)
Wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar