Kamis, 19 Juli 2012

Mari Kita Sambut Ramadhan Dengan Penuh Suka Cita,..Bukan Puasa Menahan Haus Dan Lapar aja !!!

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim

 


Rasulullah pernah bersabda,bahwa banyak orang yang berpuasa, tapi tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan haus saja. Apakah nilai puasa kita seperti itu, dan bagaimana agar puasa kita berkaualitas dan menjadikan kita orang yang taqwa, yang menghasilkan pahala dan balasan yang besar dari Allah?. Maka kita harus menjaga atau menjauhi perbuatan-perbuatan yang dapat merusak puasa kita.

Tingkat-tingkat Kualitas Puasa

Berdasarkan realita ibadah puasa yang dilakukan oleh manusia, Ibnu Qudamah membagi puasa menjadi tiga:

· Puasa orang awam, yaitu sekedar menahan perut dan kemaluan dari keinginannya.

· Puasa orang khusus, yaitu menahan pandangan, lisan, tangan, kaki, pendengaran, penglihatan dan seluruh anggota badan dari perbuatan-perbuatan dosa.

· Puasa orang yang lebih khusus, yaitu puasanya kalbu dari keinginan-keinginan yang hina, pemikiran-pemikiran yang menjauhkan dari Allah dan menahan kalbu dari selain Allah secara total. [Mukhtashar Minhajul Qashidin:58]

Demikian yang terjadi pada pengamalan manusia terhadap ibadah puasa ini, semestinya semua orang, baik yang awam atau yang berilmu agar menjadikan puasanya ini pada tingkatan yang tertinggi. Dan disinilah lahan untuk berpacu bagi semua orang yang berjalan menuju Allah dalam ibadah ini, semoga Allah memberikan taufiq-Nya kepada kita semua untuk berlomba-lomba dalam meraih yang terbaik.

Beberapa Perbuatan Yang Merusak Amalan Puasa

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menganjurkan seorang Muslim yang puasa agar berhias dengan akhlak yang mulia dan shalih, menjauhi perbuatan keji dan munkar. Seorang yang puasa wajib menjauhi amalan yang merusak puasanya, hingga bermanfaatlah puasanya dan tercapailah ketaqwaan yang Allah firmankan: “ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” [Al-Baqarah : 183]

Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Puasa bukanlah dari makan, minum (semata), tetapi puasa itu menahan diri dari perbuatan sia-sia dan keji. Jika ada orang yang mencelamu, katakanlah : Aku sedang puasa, aku sedang puasa” [Hadits Riwayat Ibnu Khuzaimah]

Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengancam dengan ancaman yang keras terhadap orang-orang yang melakukan perbuatan tercela ini. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Berapa banyak orang yang puasa, bagian (yang dipetik) dari puasanya hanyalah lapar dan haus (semata)” [Hadits Riwayat Ibnu Majah)

Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah menerangkan: “Seorang yang berpuasa adalah orang yang anggota badanya berpuasa dari perbuatan-perbuatan dosa, lisannya berpuasa dari kata dusta, kata keji, dan ucapan palsu, perutnya berpuasa dari makanan dan minuman, kemaluannya berpuasa dari bersetubuh. Bila dia berbicara, tidak berbicara dengan sesuatu yang merusak puasanya, bila berbuat, tidak berbuat dengan suatu perbuatan yang merusak puasanya, sehingga seluruh ucapannya keluar dalam keadaan baik dan manfaa”.

Dalam hadist lainnya Rsulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan dusta, dan pengamalannya, serta amal kebodohan, maka Allah tidak butuh pada amalannya meninggalkan makan dan minumnya. [Shahih, HR Al-Bukhari]

Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya puasa itu bukan menahan dari makan dan minum saja, hanyalah puasa yang sebenarnya adalah menahan dari laghwu (ucapan sia-sia) dan rafats (ucapan kotor), maka bila seseorang mencacimu atau berbuat tindakan kebodohan kepadamu katakanlah: ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa’.” [Shahih, HR Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim, lihat kitab Shahih Targhib]

Dari Abu Hurairah ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Allah berfirman : …maka bila pada hari puasanya seseorang di antara kalian janganlah ia melakukan rafats dan janganlah ia berteriak atau ribut, bila seseorang mencacimu atau mengganggumu maka katakanlah: ‘Saya ini orang yang sedang berpuasa…’.” [Shahih, HR Al-Bukhari]

Dari Abu Hurairah dari Nabi ia bersabda: “Janganlah kamu saling mancaci (bertengkar mulut) sementara kamu sedang berpuasa maka bila seseorang mencacimu katakana saja: ‘Sesungguhnya saya sedang berpuasa’, dan kalau kamu sedang berdiri maka duduklah.” [Shahih, HR Ibnu Khuzaimah dalam At Targhib]

Kesimpulan

Dari hadits-hadits di atas maka dapat kita simpulkan bahwa beberapa perbuatan yang dapat merusak ibadah puasa kita sehingga tidak mendapatkan pahala kecualai lapar dan haus saja adalah sebagai berikut:

1. Berkata dusta atau bohong

2. Berkata sia-sia atau yang tidak punya manfaat

3. Rafas atau berkata yang membangkitkan syahwat atau hubungan seks atau yang merangsang

4. Berkata keji dan kotor termasuk mencaci dan memaki orang lain

5. Melakukan sesuatu yang sia-sia atau tidak ada gunanya seperti main catur, main kartu dlsb walaupun tidak bertaruh atau judi

6. Berbuat jahil atau jahat kepada orang lain

7. Melakukan segala perbuatan yang dapat membatalkan puasa atau mengurangi pahala puasa seperti melihat atau mendengar gossip termasuk menonton infotaintmen yang membicarakan aib orang lain.

8. Dan lain-lain perbuatan yang tidak sesuai dengan tujuan puasa itu yaitu menahan diri dari segala perbuatan tercela.

Demikian beberapa hal yang harus dijauhi saat seseorang sedang berpusa agar pahala puasanya tidak rusak disamping menjauhi hal-hal yang akan membatalkan puasanya.

Wallahu alam
 

By : Mencari Rezky

2 Hal Yang Harus Kita Ingat dan 2 Hal Yang Harus Kita Lupakan

Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim

 
2 Hal Yang Harus Kita Ingat

1 Kebaikan Orang Terhadap Kita
2 Keburukan Kita Terhadap Orang Lain

Dengan mengingat kebaikan orang lain terhadap kita tentu akan menumbuhkan perasaan ingin membalas kebaikan orang tersebut yang nantinya akan mempererat tali persaudaraan diantara kita. Dengan mengingat keburukan yang kita perbuat terhadap orang lain, tentu akan menuntun kita menjadi orang yang rendah hati dengan meminta maaf atas keburukan tersebut terhadap Allah s.w.t dan Orang yang kita berbuat buruk terhadapnya.

2 Hal Yang Harus Kita Lupakan
1 Kebaikan Kita Terhadap Orang Lain
2 Keburukan Orang Lain Terhadap Kita

Dengan melupakan kebaikan kita terhadap orang lain, semoga menjauhkan kita dari sifat sombong yang menghancurkan. Melupakan Keburukan orang lain yang diperbuat terhadap kita, tentu akan menciptakan jiwa pemaaf dan ikhlas dalam diri kita.
wallahu a'lam bishawab

By : Mencari Rezky

HATI-HATI MEMBERI LIKE DI AKUN FACEBOOK

Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim
 

Like atau Suka dalam dunia maya, khususnya dalam jaringan sosial facebook merupakan tanda setuju dan menyetujui terhadap suatu note, komen, image, dan tautan tersebut. Oleh karena apa yang kita setujui atas perbuatan, dalam hal orang menulis dan membagi (share) note, komen, image, dan tautan tersebut. Akan diminta pertanggung jawaban oleh Allah SWT.

Allah subhanahu wata'ala berfirman, artinya,


" Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua, tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu". (QS Al Hijr [15]:92-93)


"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya". (QS.Al-Israa [ 17]:36)

"Tiada suatu ucapanpun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir". (QS.Qaaf [50]:18)

wallahu a'lam bishawab

By : Mencari Rezky



NB :
Kalau di kaitkan Ilmu Hukum Positif(Hukum Pidana) adalah turut serta dalam arti menyetujuhi suatu perbuatan. Yang turut serta (medepleger). adalah orang yang dengan sengaja turut berbuat atau turut mengerjakan dan menyetujuhi terjadinya sesuatu. Oleh karena itu, kualitas masing-masing peserta tindak pidana adalah sama.

Harus Berhati-Hati Dalam Berbicara(Menulis Di Akun FB)


Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim




"Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kata yang diridhai Allah Subhanahu wa ta'ala yang ia tidak mengira yang akan mendapatkan demikian sehingga dicatat oleh Allah Subhanahu wa ta'ala keridhoan-NYA bagi orang tersebut sampai nanti hari Kiamat. Dan seorang lelaki mengucapkan satu kata yang dimurkai Allah Subhanahu wa ta'ala yang tidak dikiranya akan demikian, maka Allah Subhanahu wa ta'ala mencatatnya yang demikian itu sampai hari Kiamat." (HR Tirmidzi dan ia berkata hadits hasan shahih; juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah)

Semua pembicaraan harus kebaikan, (QS 4/114, dan QS 23/3), dalam hadits nabi
Muhammad SAW disebutkan:
"Barangsiapa yang beriman pada Allah Subhanahu wa ta'ala dan hari akhir maka hendaklah berkata baik atau lebih baik diam." (HR Bukhari,Muslim)

Berbicara harus jelas dan benar, sebagaimana dalam hadits Aisyah ra: "Bahwasanya perkataan rasulullah salallahu alahi wasallam itu selalu jelas sehingga biasdifahami oleh semua yang mendengar." (HR Abu Daud)

Seimbang dan menjauhi bertele-tele, berdasarkan sabda nabi Muhammad SAW:
"Sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku nanti di hari Kiamat ialah orang yang banyak omong dan berlagak dalam berbicara." Maka dikatakan: Wahai Rasulullah kami telah mengetahui arti ats-tsartsarun dan mutasyaddiqun, lalu apa makna al-mutafayhiqun? Maka jawab nabi SAW: "Orang2 yang sombong." (HR Tirmidzi dan dihasankannya)

Menghindari banyak berbicara, karena kuatir membosankan yang mendengar, sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Wa'il:
Adalah Ibnu Mas'ud ra senantiasa mengajari kami setiap hari Kamis, maka berkata seorang lelaki: Wahai abu Abdurrahman (gelar Ibnu Mas'ud)! Seandainya anda mau mengajari kami setiap hari?
Maka jawab Ibnu Mas'ud :
Sesungguhnya tidak ada yang menghalangiku memenuhi keinginanmu, hanya aku kuatir membosankan kalian, karena akupun pernah meminta yang demikian pada nabi Allah Subhanahu wa ta'ala dan beliau menjawab kuatir membosankan kami
(HR Muttafaq 'alaih)

Mengulangi kata-kata yang penting jika dibutuhkan:
dari Anas ra bahwa adalah nabi salalahualaihi wasallam jika berbicara maka beliau mengulanginya 3 kali sehingga semua yang mendengarkannya menjadi faham, dan apabila beliau salalahualaihi wasallam mendatangi rumah seseorang maka beliaupun mengucapkan salam 3 kali. (HR Bukhari)

Menghindari mengucapkan yang bathil, berdasarkan hadits nabi salalahualaihi wasallam:
"Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kata yang diridhai Allah Subhanahu wa ta'ala yang ia tidak mengira yang akan mendapatkan demikian sehingga dicatat oleh Allah Subhanahu wa ta'ala keridhoan-NYA bagi orang tersebut sampai nanti hari Kiamat. Dan seorang lelaki mengucapkan satu kata yang dimurkai Allah Subhanahu wa ta'ala yang tidak dikiranya akan demikian, maka Allah Subhanahu wa ta'ala mencatatnya yang demikian itu sampai hari Kiamat." (HR Tirmidzi dan ia berkata hadits hasan shahih; juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah)

Menjauhi perdebatan sengit, berdasarkan hadits nabi salalahualaihi wasallam:
"Tidaklah sesat suatu kaum setelah mendapatkan hidayah untuk mereka, melainkan karena terlalu banyak berdebat." (HR Ahmad dan Tirmidzi)

Dan dalam hadits lain disebutkan sabda nabi salalahualaihi wasallam:
"Aku jamin rumah didasar surga bagi yang menghindari berdebat sekalipun ia benar, dan aku jamin rumah ditengah surga bagi yang menghindari dusta walaupun dalam bercanda, dan aku jamin rumah dipuncak surga bagi yang baik akhlaqnya." (HR Abu Daud)

Menjauhi kata-kata keji, mencela, melaknat,berdasarkan hadits nabi salalahualaihi wasallam:
"Bukanlah seorang mu'min jika suka mencela, mela'nat dan berkata-kata keji." (HR Tirmidzi dengan sanad shahih)

Menghindari banyak canda, berdasarkan hadits nabi salalahualaihi wasallam:
"Sesungguhnya seburuk-buruk orang disisi Allah Subhanahu wa ta'ala di hari Kiamat kelak ialah orang yang suka membuat manusia tertawa." (HR Bukhari)

Menghindari menceritakan aib orang dan saling memanggil dengan gelar yang buruk, berdasarkan QS 49/11, juga dalam hadits nabi salalahualaihi wasallam:
"Jika seorang menceritakan suatu hal padamu lalu ia pergi, maka ceritanya itu menjadi amanah bagimu untuk menjaganya." (HR Abu Daud dan Tirmidzi dan ia menghasankannya)

Menghindari dusta, berdasarkan hadits nabi salalahualaihi wasallam:
"Tanda-tanda munafik itu ada 3, jika ia bicara berdusta, jika ia berjanji mengingkari dan jika diberi amanah ia khianat." (HR Bukhari)

Menghindari ghibah dan mengadu domba, berdasarkan hadits nabi Muhammad SAW:
"Janganlah kalian saling mendengki, dan janganlah kalian saling membenci, dan janganlah kalian saling berkata-kata keji, dan janganlah kalian saling menghindari, dan janganlah kalian salingmeng-ghibbah satu dengan yang lain, dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara." (HR Muttafaq 'alaih)

Berhati-hati dan adil dalam memuji, berdasarkan hadits nabi salalahualaihi wasallam dari Abdurrahman bin abi Bakrah dari bapaknya berkata: Ada seorang yang memuji orang lain di depan orang tersebut, maka kata nabi salalahualaihi wasallam : "Celaka kamu, kamu telah mencelakakan saudaramu! Kamu telah mencelakakan saudaramu!" (2 kali), lalu kata beliau salalahualaihi wasallam: "Jika ada seseorang ingin memuji orang lain di depannya maka katakanlah: Cukuplah si fulan, semoga Allah Subhanahu wa ta'ala mencukupkannya, kami tidak mensucikan seorangpun disisi Allah Subhanahu wa ta'ala, lalu barulah katakan sesuai kenyataannya." (HR Muttafaq 'alaih dan ini adalah lafzh Muslim)

Dan dari Mujahid dari Abu Ma'mar berkata: Berdiri seseorang memuji seorang pejabat di depan Miqdad bin Aswad secara berlebih-lebihan, maka Miqdad mengambil pasir dan menaburkannya di wajah orang itu, lalu berkata: NabiMuhammad SAWmemerintahkan kami untuk menaburkan pasir di wajah orang yang gemar memuji. (HR Muslim)

Wallahu a'lam bishawab

By : Mencari Rezky

Sabtu, 07 Juli 2012

Manisnya dimana ?


ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAH WABARAKATUH 

 

Sahabatku semua, dialog ini merupakan kisah saat perjalanan Rossita sedang berguru untuk menimba ilmu. Semoga kisah sepenggal ini bisa bermanfaat untuk semua sahabat-sahabatku. Jika ada tutur kata yang kurang berkenan, mohon dibukakan pintu maaf untuk Rossita. Bisa jadi maksud Rossita baik, namun karena tutur kata Rossita yg kurang fasih dalam mengolah kata-kata, sehingga sangat mungkin terjadi kesalahpahaman. Dan yg demikian itu murni kekhilafan Rossita. Karenanya mohon dimaklumi dan dimaafkan. Syukron 

1. ROSSITA: Guru, Rossita sudah bertanya ke beberapa orang tentang suatu hal, yang menurut Rossita sulit untuk dipahami oleh Rossita. Penjelasan yang diberikan oleh orang–orang yang Rossita ajak bicara, bersifat verbal dan sulit dipahami oleh akal sehat. Rossita tidak menemukan jawaban yang memuaskan, makanya Rossita ingin bertanya kepada Guru. MulanyaRossita berusaha menghindari ketemu Guru. Rossita ingin coba cari wawasan dari orang lain. Ternyata orang-orang yg Rossita temui jauh dari harapan. Guru tidak marah atas sikap Rossita ?

2. GURU: Subhanaallah..., Guru malah senang jika Rossita banyak guru. Terlebih pd Guru yg berbeda pemahamnnya dengan Gurumu. Dengan begitu Rossita makin bijak menyikapi perbedaan.(PAUSE). Kamu mau tanya apa Rossita ?

3. ROSSITA: terkait MANISNYA PACARAN TANPA SENTUHAN DAN CIUMAN. Manisnya dimana Guru ? Logikanya begini Guru, kalau maksiat itu dibilang manis, itu masuk logika. Makanya orang suka sekali pacaran. Ibaratnya kaya Gula, manis. Dan orang suka yg manis-manis. Begitu juga pacaran. Manisnya pacaran ya kalau saling bersentuhan. Berpelukan. berciuman. Makanya orang suka pacaran. Nah kalau pacaran tanpa sentuhan. Tanpa pelukan. Tanpa ciuman. hmmm rasanya garing Guru.

4. GURU: Sudah, hanya itu ?

5. ROSSITA: Cukup itu saja Guru.

6. GURU: Teh ini rasanya manis sekali

7. ROSSITA: Ya iya lah Guru, Tehnya pakai Gula, ya jelas manis. Apalagi yg bikin orangnya juga manis. Hehehehe…maaf Guru cuma canda.

8. GURU: Tapi, ada juga lo orang yang tidak bisa merasakan manisnya Gula ? Orang yang sedang sakit lidah pasti tidak dapat merasakannya manisnya Gula. Terlepas yang sakit orang bodoh, orang pinter, pejabat, pengemis. Di saat sedang sakit, Gula yang sejatinya rasanya manis terasa pahit di lidah orang sakit itu. Rasa pahit yang ia rasakan, bukan karena Gula tidak manis rasanya, namun karena ia sedang dalam keadaan sakit. Ia tidak bisa merasakan manisnya Gula. Orang yang sakit, bisa kembali merasakan manisnya rasa Gula, ketika ia sudah menjadi sehat. BEGITU PULA DENGAN PACARAN TANPA SENTUHAN. Manisnya bercinta tanpa sentuhan/bergandengan/berciuman hanya bisa dirasakan oleh mereka yg hatinya sehat. Mereka yg hatinya sakit, tak bisa merasakan indahnya cinta tanpa sentuhan. Rossita, kondisi hati itu terbagi menjadi 3: hati yang sehat, hati yg sakit, dan hati yg mati. Coba Rossita perhatikan QS.8:2 "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yg apabila dibacakan Ayat-Ayat ALLAH HATINYA BERGETAR dan BERTAMBAH-TAMBAH IMANNYA". Rossita tahu maksudnya ?

9. ROSSITA: tidak tahu Guru ?

10. GURU: Seandainya tiba-tiba orang yg paling Rossita cintai itu namnya disebut orang lain, pasti Rossita langsung bereaksi. Wujudnya bisa spontan langsung tengak-tengok mencari orang yg engaku cintai itu, atau ekspresi lainnya misalnya kaget. Nah kaget atau tengak-tengok yg semacam itu timbul akibat MENDENGAR NAMA ORANG YANG KAU CINTAI ITU DISEBUT ORANG. Reaksi yg seperti itulah yg dikatakan ada semacam GETARAN JIWA. Sebaliknya, jika Rossita tidak mencintai orang tsb, sudah pasi tidak timbul getaran jiwa. CINTALAH YANG MEMBUAT GETARAN JIWA. Begitu pula jika kita mencintai ALLAH, jika Ayat-Ayatnya disebut pasti Jiwa kita bergetar. Nah ALLAH melarang hambanya bahwa sebelum dinikahi tidak boleh saling bersentuhan. Jika suatu ketika Rossita berduaan dengan lelaki lalu timbul syahwat untuk saling bersentuhan, tetapi pada saat itu juga sadar bahwa hal itu merupakan larangan Allah, pasti Rossita tidak akan berani melanggar larangan Allah. Inilah yg dimaksud bergetar jiwanya jika disebut Nama Allah. Sebaliknya, jika di dalam jiwa kita sudah tidak bergetar (tidak takut) sehingga berani melanggar larangan Allah, itu tandanya hati kita tidak sehat. Hati kita lg sakit. Nah hati yg sakit tidak mungkin bisa merasakan manisnya taat pada Allah. Persis kaya Gula. Sekalipun Gula itu manis, tapi kalau dirinya sakit, manisnya Gula tidak terasa. Begitupun Iman Rossita, manisnya Iman hanya bisa dirasakan oleh mereka yg hatinya sehat. TAMAT.

Rossita berdoa, semoga yg memberikan jempol dan yg memberikan komentari dibalasi Allah dengan balasan yg lebih baik, serta diberikan hikmah juga diangkat derajat antum oleh Allah s.w.t. Jazakallah khairan Katsir

~ Salam Ukhuwah dari Ummu Khumairah ~

Oleh: Rossita Khumairah Najwa II pada 20 Juni 2011





Berikut adalah komentar dan tanggapan Rossita pada akun FBnya:

    • Rossita Khumairah Najwa II Jika tidak Rossita sebut satu persatu nama antum, mohon dimaklumi ya. Dalam hati Rossita, antum semua yg telah memberikan jempolnya: Rossita doakan semoga dicinata Allah dan dibalasi dgn balasan yg lebih baik. Terima kasih atas pemakluman antum atas keterbatasn diri Rossita dalam menyapa antum.


    • Fauzan Clequer Syukron Ya ukhti, sungguh nasehat yg brmanfa'at bagi saya..!!!


    • Rossita Khumairah Najwa II Makasih akhi. Sama-sama


    • Rossita Khumairah Najwa II Akhi Ars: syukrn


    • Tini Love Fauzi Assalamualaikum wr wb met sholat shubuh ukhti insya allah yg di maksud di catatan itu maaf klu kurang sopan manis setahu fauzi baik hati klu yg begitu kurang paham maaf yg ukhti seyangku


    • Tukang Umuk hmmmmmmmmm......


    • Melanie Mele Al Milhan
      hmmmmmmmmmm.....^_<


    • Abi Rafa Subhanallah...
      Dlm islam gda yg namanya pacran yg ada Ta'aruf..jd kalo da cck nikah aja lgsg so pacranya siap nikah kan lhh enak n gda lg tkut2 lg tuk ngapa2...halalan toyiban...hehee



    • Andang Ayahnda Annisa ‎:-)


    • Tini Love Fauzi Ayah ukhti subhanallah insya allah bertambah lg ketakutan nya Hanya Pada Allah swt ukhti terimakasih udah di teg fauzi klu kurang sopan maaf ya ukhti ku


    • Muhamad Shohih II ‎"LAA TAQROBUZ-ZINAA" inilah penggalan ayat Al-Qur'an yg melarang pacaran/ber2 2an bg kita org islam yg blm punya status disahkannya hubungan itu. Entah pacaran itu dg sentuh2an atau tdk, itu tetaplah larangan dan harus dijauhi


    • Ary Sedack berarti intinya tergantung iman yg terbenam dalam jiwa/manusia itu,..... semakin besar iman semakin yakin pasti apa" yg dilarang pasti dibuang,....dan apa" yg dianjurkan pasti dilaksanakan,.... semoga q slalu diberi hidayah dan iman yg teguh untuk slalu menjalankan apa" yg terkandung dalam AL-QURAN dan Al-Hadist dengan penuh keikhlasan diri,........ Aamiin,..................


    • Rossita Khumairah Najwa II
      ‎1. Untuk akhi Muhammad Sholih & Abi Rafa:


      PERTAMA, terima kasih atas pendapatnya. Rossita hargai.
      KEDUA, menurut Rossita: PACARAN ITU HUKUMNYA 2, yaitu boleh dan tidak boleh. Boleh dan tidak bolehnya PACARAN tergantung bagaimana seseorang MEMAKNAI ARTI PACARAN ITU. Jika pacaran diartikan menjalin cinta lalu diekpresikan dgn bersentuhan, dll. Nah pacaran yg model seperti ini yg tidak boleh. Jadi tidak bolehnya karena bersentuhannya. Jika pacaran itu cukup sharing/diskusi tentu tidak dosa. Ayat yg terkait WALA TAKRABUZZINA (jangan dekati Zina) ayat tsb MUTLAK BENAR, cuma kalau ayat itu dipakai untuk menghukumi pacaran TIDAK TEPAT. Ayat tsb mesti dilhat konteksnya.

      TA'ARUF itu bahasa ARAB jika diterjemahkan KENALAN. TA'ARUF & PACARAN sama sj. Hanya beda istilah. Dan dalam TA'ARUF/KENALAN tentu banyak cara, ada yg lewat perantara. Ada yg ketemu langsung,dll SEPERTI YANG DITUTURKAN AKHINA ANDI ACHMAD SANUSI bahwa untuk menikahi Nabi, khodijah melakukan penyelidikan mendalam. Masalah bagaimana cara BERKENALAN, ini murni urusan dunia atau yg diebut ibadah muamalah. Dan di dalam ibadah muamalah berlaku hukum, selama tidak ada larangan, maka dibolehkan. APAKAH PACARAN DILARANG DI DALAM QURAN DAN HADITS, pasti tidak ditemukan ayatnya. yg ditemukan itu larangan MENDEKATI ZINA. Nah mendekati ZINA itu seperti apa ? NAH DISITULAH TIMBUL NAMANYA PENAFSIRAN. Secara Qoth'i tidak ditemukan dalil pelarangan terhadap PACARAN. Sekali lg BOLEH DAN TIDAK BOLEHNYA pacaran itu tergantung bagaimana memaknai pacaran. SELAMA TIDAK MELANGGAR SYARIAT, TIDAK DOSA. SYARAIT MELARANG untuk bersentuhan, dll selama belum dinikahi. ITU YANG POKOK.

      Terkait larangan: larangan itu ada 2 jenis. Larangan keras dan larangan lunak. Larangan keras adalah jenis larangan yg ada sangsi hukumnya. Misalnya bagi yg melanggar mendaaptkan DOSA BESAR atau ancaman masuk neraka. Contoh ZINA. Larangangan melakukan zina tergolong larangan KERAS, Rasulullah menggolongkan DOSA BESAR. Dosa PALING BESAR itu ada 7, salah satu diantaranya adalah ZINA.

      Larangan yg Lunak artinya larangan yg tidak disertai sangsi. Misalnya larangan berduaan. Dalam hadits Rasulullah ditemukan adanya sangsi hukum. Itu artinya larangan itu bersifat PERINGATAN (lampu kuning). Dalam berdua SANGAT RENTAN untuk melakukan sentuhan, ciuman, dll. TETAPI KEMBALI KEPADA ORANGNYA, tidak setiap orang dlm berduaan MESTI MELAKUKAN itu. Itu artinya bersifat RELATIF.

      Jika Al-Quran/Hadits dibaca teksbook (arti secara harfiah) sudah tentu maknanya jd kaku. Untuk memahami makna diperlukan wawasan yg luas. Mesti dibaca dulu ASBABUN NUZUL atau AZBABUL WURUD, dll.

      TA'ARUF YANG HARI INI DIKEMBANGKAN OLEH KOMUNITAS MUSLIM, BUKAN BERARTI ITU CARA YANG PALING BENAR. MODEL TA'ARUF ALA INDONESIA yg saat ini berkembang itu merupakan BENTUK PENAFSIRAN ALA WAHABI/SALAFI. Dan SALAFI bukan satu-satunya tolak ukur kebenaran. JUSTRU BANYAK TAFSIR SALAFI YANG BERMASALAH.

      Terkait hadits zina mata, zina tangan, zina kaki: SILAKAN BCA SECARA UTUH, jangan sepotong-potong. Rossita dgn senang hati bersedia DIALOG membahas TAFSIR ZINA MATA, ZINA HATI, ZINA TANGAN,

      2. Syukrn untuk semuanya yg telah bagi-bagi ilmu. MOHON TIDAK TERSINGGUNG jika kita berbeda pendapat. jika ada yg kurang puas, silakan ditanggapi kembali. Rossita memberi ruang bagi diskusi ini. INSYALLAH BERMANFAAT. Jazakallh



    • Rossita Khumairah Najwa II RALAT: Larangan yg Lunak artinya larangan yg tidak disertai sangsi. Misalnya larangan berduaan. Dalam hadits Rasulullah ditemukan adanya sangsi hukum. kalimat yg BENAR adalah "MISALNYA BERDUAAN. APAKAH DALAM HADITS DITEMUKAN ADANY ADANYA SANGSI HUKUM BAGI PELAKUNYA ? Pasti tidak ditemukan). Demikian ralat ini ditulis dan mohon dimaklumi


    • Muhamad Shohih II Ingatlah...bila 1 pemuda dan 1 pemudi hanya berduaan saja,yg ke 3nya itu adalah setan. Pemuda dan pemudi yg tdk punya status hubungan apapun,ajnabi dan ajnabiyah


    • Rossita Khumairah Najwa II
      Akhi benar bahwa ketiganya SYETAN. PERTANYAANNYA ADALAH jika SYETAN menggoda dan orang tsb tidak tergoda berarti hebat orang tsb.


      ALLAH BERFIRMAN "AM KHAZIMTUM ANTAT KHULUL JANNATA" "apakah kamu mengira akan masuk Surga ?" lalu ayat itu diteruskan dgn kalimat WALLAMMA JAHADU WALAMA YAKLAMASHOBIRIN "padahl beum diuji dan diketahui sabarnya" QS.3:142

      AKHI, sekolah sj ada ujian. Mau kerja sj ada ujian. Begitu pula masuk Surga, MESTI DIUJI. Nah jika berduaan lalu SYETAN MENGGODA dan tidak tergoda itu artinya MUKMIN YANG HEBAT. Jika takut GODAAN SYETAN, itu tandanya CEMEN. PENGECUT. Seorang MUKMIN mesti berani menghadapi UJIAN. BERDUAAN ITU ADALAH UJIAN KEIMANAN. DALAM BERDUAAN hasrat untuk bersentuhan kuat. Nah disitulah ujiannya. KUAT TIDAK ? Jika tidak kuat, tandanya imannya masih jelek. APALAGI YANG MENGHINDARI UJIAN, gimana imannnya bisa diketahui kuat ?



    • Muhamad Shohih II
      Bpk Zainuddin MZ,dai sejuta umat,prnah menerangkan,ISLAM tdk melarang umatnya pacaran,asal memenuhi satu syarat,menikah dulu atau yg belum menikah,pacarannya jarak jauh dg surat menyurat,ingat juga, ngobrol pake tlpn/hp termasuk tdk dibenarkan krn pemuda /pemudi yg sering ngobrol dg lawan jenisnya berakibat mengeraskan hati. Bila hati telanjur keras,ada nasihat baik datang pdnya,nasihat itu akan mental,tak bisa menerima nasihat yg baik,na'udzubillahi min dzalik



    • Rossita Khumairah Najwa II AKHI muhammad Sholeh, KEBENARAN ISLAM ITU MERUJUK pd Quran dan Hadits, bukan pd pendapat Zaenuddin. TUNJUKKAN DALIL YANG MELARANG PACARAN ? PASTI TIDAK DITEMUKAN


    • Muhamad Shohih II Jelas itu,yg ke3nya tetaplah setan,krn kebanyakan yg pacaran itu kakek2 sama nenek2


    • Rossita Khumairah Najwa II AKHI: MEMANG KALAU YANG KETIGA SYETAN KENAPA, apa dosa ? PAHAMI DULU MKNA KETIGANYA SYETAN. Apa arti kata itu. Cerna dgn baik. BISAKAH AKHI JELASKAN MAKNA yg ketiganya adalah SYETAN ? Silakan


    • Muhamad Shohih II Ta'aruf/perkenalan tdk ada larangan untuk bertemu langsung,hanya saja, di situ tdk boleh hanya berduaan,harus ada org lain,org tua atau saudara si wanita. Di situ juga,yg boleh diperlihatkan oleh wanita yg ingin dinikahi, hanya bagian wajah dan telapak tangannya saja. Bknkah ukhti sendiri juga tahu,suara wanita itu termasuk aurat...


    • Rossita Khumairah Najwa II
      ‎1. AKHI MUHAMAD SHOLIH, biar fokus pd pembicaraan: antum batasi dulu temanya. Kita membicarakan point apa dulu. Biar tidak lompat-lompat. Rossita perhatikan, antum suka lompat-lompat. SOAL yg ketiganya Syetan belum akhi balas, lari ke tema lain. JANGAN-JANGAN saat Rossita menanggapi arti TA'ARUF, nanti akhi malah lari ke tema yg lain. Coba sj akhi perhatikan kembali, tiap kali Rossita mencoba mendudukkan perkara, akhi lari ke tema yg lain. Jadi yg mesti kutanggapi yg mana ? JANGAN LARI-LARI YA AKHI, dlm diskusi mesti pd fokus masalah. OKEY ? Syukrn



    • Rossita Khumairah Najwa II AKHI, satu pertanyaan untuk antum: SEPERTI APAKAH BATASAN SUARA WANITA ITU AURAT ? (Rossita paham bahwa suara wanita itu aurat. itu ada haditsnya). Cuma pertanyaan Rossita pada antum: SPERTI APA PEMAHAMAN ANTUM terhadap kalimat "SUARA WANITA ITU AURAT". Apa pengertian aurat pd kalimat tsb ? Syukrn


    • Faizin Ibnu Saiman 
      Mba trima ksih banyak ilmunya


    • Muhamad Shohih II Sudahlah Ros,kita punya guru masing2. Biarlah saya ikuti apa kata saya dan anti juga ikuti guru. Wassalamu 'alaikum wr.wb...


    • Rossita Khumairah Najwa II
      AKHI MUHAMMAD SHOLIH, kelak di akherat pertanggungjawaban itu masing-masing. Putus segala hubungan kekerabatan dan pertemanan. Apalagi hubungan Guru dan Murid. Sudah tidak ada lg. jADI kenapa harus menyandarkan kepada Guru kita ?


      Guru kita itu juga belum tentu benar, makanya salah jika kita MENGIKTUI GURU. Nah untuk tahu apakah Guru kita salah apa tidak salah, makanya kita mesti pintar. Kalau guru kita salah dan kemudian kita mengiktuinya, apa tidak celaka kita nantinya di akherat.

      Guru Rossita bukan segala-galanya. ALLAH DAN RASULULLAH yg mutlak pasti benar karenanya wajib mutalk ditaati. Sedangkan Guru kita adalah manusia biasa yg tidak luput dari salah. Masak mansuia salah mesti kita anut ? Itu point yg mesti akhi renungkan.

      2. Beragama itu mesti cerdas. Jangan jadi PENGIKUT ATAU ORANG AWWM, PASTI CELAKA. JADILAH ALIM. Kita diperintahkan Nabi belajar dari orok hingga wafat, itu artinay kita disuruh pintar. Masak belajar agama dari orok hingga Tua tidak cerdas-cerda ? Berarti ada yg salah. Salah sistem. salah gurunya, dll

      3. Terima kasih atas komentarnya. Semoga Allah membalsimu dgn balasan yg lebih baik. Sekalipun Rossita bereda pendapat dengan akhi, Rossita tetap menghormati akhi kok. Karenanya jangan segan-segan untuk terus diskusi. Jazakllah



    • Faizin Ibnu Saiman
      Bnar guru kita blum tntu pintr/bnar...itu aja wslm (-: wrwb 'f1


    • Buzremy Faqat ‎:)
      Ceritanya Maniz..
      Comentnya hangat..
      Hehehe..
      :P



    • Muhamad Shohih II
      Maaf,bedanya pendidikan di pesantren dg di kampus. Santri tidak ada yg berani brdebat dg kyainya. Santri itu tawadhu' kpd kyai,bhkan jarang ada santri yg berani menatap wajah kyainya. Di kampus,jauh sekali perbedaanya dg pesantren. Jangankan hanya menatap wajah dosennya,menunjuk2 muka mereka itu sudah biasa bg mahasiswa/i. Di pesantren,seorg santri diajarkan "SAMI'NA WA ATHOKNA" pd apa yg kyainya atarkan. Maaf lagi ukhti,yg saya tahu, bpk Zainuddin MZ itu seorg kyai yg juga punya guru,gurunya juga punya guru,gurunya lagi juga punya guru lagi hingga pd ulama salafush sholih. Bagi saya,kata2 yg baik,walau hanya keluar dr anak kecil,berusaha untuk saya dan saya ikuti



    • Muhamad Shohih II Di akhirat kelak kita akan dikumpulkan dg org2 cintai dan kita ikuti.


    • Rossita Khumairah Najwa II
      ‎1. AKHINA MUHAMMAD SHOLEH, ada bebera pernyataan antum yg mesti Rossita koreksi.


      PERTAMA, terkait POLA PENDIDIKAN PESANTREN (hubungan Kyai-Santri) yg antum sampaikan itu BUKAN TAWADHUK tapi TAKLID. MOHON BEDAKAN ANTARA TAWADHUK DENGAN TAKLID.

      TAWADHUK itu mereka yg pinter tapi rendah hati (tidak sombong).
      TAKLID adalah orang yg IKUT-IKUTAN TANPA MENGETAHUI DASARNYA, yg penting apa kata Kyai. Mau bener apa tidak bener, dianggap bener. Sikap patuh total yg seperti itu namanya TAKLID. -

      Berbeda pula dgn ITTIBA, ITTIBA' adalah mereka yg ikut-ikutan tapi MENGETAHUI DASARNYA Murid.

      DARI KETIGA SIKAP DI ATAS, TAKLID ITU TANDA ORANG AWWAM. Bukankah orang awwm itu bisanya memang mengekor sj. NAH apakah sikap yg demikian itu benar ?

      2. Coba simak QS.35:18 "Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain[1252]. Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya".

      Berdasrkan ayat di atas sangat jelas bahwa kelak di akhert tidak ada lg istilah hubungan Guru-Murid. Kalau ikut guru yg salah, lalu protes pd Tuhan tidak berlaku. WALAUPUN ORANG ITU CINTA SEKALIPUN, di akhert sudah putus hubungan. Baca juga QS.7:172:173 (tak ada dosa yg ditanggung renteng).

      tak ada dalil yg emngatakan kalau kelak kita dikumpulkan dgn orang yg kita cintai.

      2. Memangnya akhi tahu gurunay Zainuddin ? Kebenaran itu bukan pd gurunya Zaenudiin. Kalau gurunya Zaenudiin salah masak kita anut ?



    • Muhamad Shohih II Efan,itulan bedanya santri gadungan dan santri sungguhan. Masalah suara wanita aurat atau bkn pd MTQ, tanyakan saja pd ulama mengadakan MTQ itu. Barang najis tetaplah akan najis walau dicuci seribu kali. Wanita membaca alqur'an itu anjurkan,tapi tmptnya di rumahnya sendiri,bkn di tmpt umum


    • Muhamad Shohih II Ukhti Ros,bila anti menganggap guru2 bpk Zainuddin itu tdk benar, bagaimana dg guru anti? Apakah cuma guru anti saja yg anti anggap benar? Kebanyakan dr kita skrg ini bkn mencari kebenaran,tapi yg dicari pembenaran. Barang siapa menganggap remeh org lain,itulah kesombongan. Banyak org pandai,cerdas dan pintar,nantinya akan hancur krn kesombongannya


    • Muhamad Shohih II Efan,bagaimanakah cara Siti Aisyah ra. menyampaikan hadits kpd para shahabat Rasul? Apakah dg berkoar di hadapan org banyak? Bagaimanakah cara makmum laki2 dan perempuan bila mengingatkan imam yg lupa dlm sholat? Apakah caranya sama, membaca subhanallah?


    • Amerial A Slow habis meried ya


    • Rossita Khumairah Najwa II Syukrn atas semua jempol dan kementar antum. SEMOGA ALLAH SENANTIASA MELIMPAHI BERKAH UNTUK ANTUM


    • Yulli Sumyati Handwieabeh Aku suka sma catatan ini . .
      Tapi aku mau tnya, dosa gak ya kalau sampai d'usia saya yg k'19 saya belum memakai kerudung . .

      Rossita@ tag aku donk . .



    • Rochman Muchammad Wa'alaikum salam...
      Tdi dah di jelaskan tentang hati yg sehat dan yg sakit...law hati yg mati sperti apakah..?



ORANG YANG BANGKRUT

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIMI

ASSALAMUALAIKUM WARAHAMATULLAH WABARAKATUH


Sahabatku, ini adalah tulisan guruku yang Rossita copas. Tulisan ini bisa kita jadikan renungan bersama. Guru Rossita saat i ni sedang sakit, mohon sahabat-sahabatku ikut mendoakan untuk kesembuhannya. Sekalipun guru Rossita itu sakit, guru masih menyempatkan membuat tulisan. Semoga bermanfaat.

Di akherat, satu persatu diadili ALLAH. Terdapatlah seorang ABID (ahli ibadah) yg mendapat giliran mengadap Allah. Sebut sj namanya TUKANG UMUK. Oleh karena merasa amalnya banyak, TUKANG UMUK menghadap ALLAH dengan perasaan tenang dan santai. Terbayang akan mendapatkan balasan Surga, tapi betapa terkejutnya ketika ALLAH menyatakan bahwa dia mesti masuk neraka.

1. TUKANG UMUK: Tuhan, aku protes. Kenapa aku dimasukkan neraka. Aku beriman.
2. ALLAH : Benar, engkau beriman, tapi Imanmu tidak Ikhlas. Ikhlas artinya murni. Murni artinya tidak tercampur dgn yang munkar.

Benar, engkau beriman, tapi Imanmu kecampuran dengan Bid'ah. Engkau membuat aturan sendiri. Engkau membuat jalan sendiri. Apakah engkau Kuberi wewenang untuk membuat cara tersendiri dalam beragama ? Bukankah Nabimu telah menyampaikan bahwa tiap-tiap perkara bid'ah pasti Kutolak ibadaahnya.

Benar, engkau beriman, tapi imanmu kecampuran dengan syirik. Engkau menyembah pada-KU, tapi engkau juga menyembah jabatan. Demi mendapatkan jabatan, engkau rela berbuat apa sj. Engkau menyembah pada-KU, tp demi mendapatkan harta, engkau berbuat semaumu. Engkau bertuhan pada-KU, tapi engkau juga bertuhan pd jabatan dan harta. Engaku mendaukan Aku, padahal engkau tahu bahwa Aku paling marah jika diduakan. Tukang Umuk, imanmu tidak murni. Aku hanya menerima yang murni. Masuklah kamu ke neraka !

3. TUKANG UMUK: Tuhan, aku Sholat 5 waktu. Engkau berjanji akan memberikan surga bagi yang mengerjakan hplat 5 waktu. Aku menagih janji-MU.

4. ALLAH: Benar, engkau telah mengerjakan Sholat 5 waktu, tapi itu hanya fisikmu saja. Engkau lalai dalam Sholat. Sholat itu itu artinya PUJI-PUJIAN KEPADAKU. Bacaan-bacaan sholat berisi puji-pujian pada-Ku. Dalam sholatmu, engkau juga berkata bahwa SEGALA PUJI BAGI ALLAH SERU SEKIAN ALAM (ALHAMDULILLAHI RABBIL ALAMIN), tapi mengapa selesai shalat justru engkau sering riya dan pamer.

AKU tahu kau adalah ustadz yang suka ceramah. Kau suka menyebarkan kebajikan via FACEBOOK. Kau suka menolong orang, tapi semua itu bukan untuk-KU tapi untuk dirimu sendiri. Kau ingin pujian dari orang-orang, dan pujian itu telah kau dapatkan di dunia, tapi pujian dari-KU tidak akan kau dapati.

Sholat artinya doa. Bacaan-bacan Sholat memang berisi doa-doa. Bukankah Nabimu pernah menyampaikan bahwa "ingatlah ketika doa tidak didengar ALLAH, yakni ketika hamba itu tidak melakukan Amar Makruf Nahi Munkar". Itu artinaya manusia tidak boleh egois. Tidak boleh mementingkan dirinya sendiri.

Tukang Umuk, sesungguhnya sholatmu bukan untuk-KU, tapi untuk dirimu sendiri. Engkau egois. AKU tidak menerima model sholatmu. Sholatmu hanya fisik semata, tapi hakekat shalat tidak kau kerjakan. KECELAKAAN BAGI ORANG YANG SHOLAT, YAITU ORANG YANG LALAI DALAM SHOLATNYA. Dan engkau tergolong lalai karena mengerjakan sholat tapi pada saat yang bersamaan engkau melanggar perintahku. Model sholat yg seperti itu, tidak bernilai dimata-KU. Masuklah kamu ke neraka wahai Tukang Umuk !

5. TUKANG UMUK: Tuhan, tapi amalku yang lain banyak. Aku bersedekah. Aku berbuat baik pada banyak orang. Aku suka berdzikir. Bershalawat. Membaca Quran. Aku puasa. Aku berdakwah kemana-mana. Hampir seluruh propinsi di negeriku telah kudakwahi. Bahkan aku juga berdakwah hingga luar negeri.

6. ALLAH: Itu semu bernilai dimata manusia, tapi tidak bernilai dimata-KU. Bukankan syarat diterimanya amal itu mencakup 3 perkara: BERIMAN, BERIKHLAS, DAN BERILMU.

Benar, engkau beriman, tapi imanmu kecampuran riya' dan syirik. Itu artinya engkau tidak ikhlas
Benar, engkau beriman, tapi imanmu kecampuran bid'ah. Ibadah itu tidak cukup hanya mengandalkan keinginan, tapi harus didukung dengan cara yang benar. Cara ibadahmu kepada-KU tidak benar.

Tukang Umuk, berdasarkan penjelaskan-KU terbukti bahwa ibadahmu tidak murni dan tidak benar. Karena itu engkau mesti masuk neraka ! Malaikat, seret Tukang Umuk ke neraka !

7. TUKANG UMUK: Tapi Tuhan..............(MALAIKAT MALIK SEGERA MENYERETNYA KE NERAKA)


TUKANG UMUK hanyalah gambaran seorang yang ahli ibadah, tapi masuk neraka. Inilah yang dimaksud orang bangkrut di akherat nanti.

CATATAN:
Bersama catatan ini, Rossita kirimkan air mataku untuk guru. SEMOGA ALLAH MENYEHATAKAN GURU

Oleh: Rossita Khumairah Najwa II pada 17 Juli 2011