Minggu, 24 Juli 2011

Bukan BELUM MENDAPAT HIDAYAH...Tetapi TIDAK MAU HIDAYAH

Sahabat Hikmah....

Ada di antara kita yang belum sholat, atau belum mau menutup auratnya dengan berjilbab mengatakan "Saya belum bisa melakukannya karena belum mendapat HIDAYAH dari Allah."

Lalu bagaiamana sebenarnya HIDAYAH itu?

Sebenarnya Allah SWT telah menyediakan dua jalan :

"Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah dan dua buah bibir. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (haq dan bathil)."
(QS Al Balad,90:8-10) 

Kita dipersilahkan memilih diantara dua jalan tersebut:

Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". 
(QS Al Kahfi, 18:29).

Orang yang tidak mau mengambil jalan kebenaran bukan berarti dia belum mendapat HIDAYAH tetapi dia tidak mau menerima HIDAYAH...karena Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah bersabda:

“Setiap umatku akan masuk Surga, kecuali orang yang ENGGAN,” Para sahabat bertanya, ‘Ya Rasulallah, siapakah orang yang enggan itu?’ Rasulullah menjawab, “Barangsiapa mentaatiku akan masuk Surga dan barangsiapa yang mendurhakaiku dialah yang ENGGAN. (HR.Bukhari dalam kitab al-I’tisham) (Hadits no. 6851).

Jadi jelaslah sebenarnya kita dengan akal sehat sudah tahu yang haq (benar) dan bathil  dengan  akibatnya masing-masing, tetapi kita ENGGAN untuk mentaatinya...
Sehingga perkataan yang tepat bukan BELUM MENDAPAT HIDAYAH...tetapi TIDAK MAU HIDAYAH.

Sahabat Hikmah...
Untuk mendapat HIDAYAH ...Bersyukurlah dengan nikmat PENDENGARAN, PENGLIHATAN dan HATI...
Itulah jalan mendapat HIDAYAH....Gunakanlah untuk memahami mana yang haq dan mana yang bathil ...

"Katakanlah: "Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur." (QS Al Mulk 67: 23)

Bila kita tidak mau menggunakannya maka pastilah JAHANNAM akan menjadi tempat kita nantinya. Na'uudzubillaahi min dzaalik.

"Dan sungguh-sungguh Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (QS Al A'raf 7:179)

Dan bila kita sudah mengetahui KEBENARAN (Al Haq) tetapi kita mengingkarinya atau mendustainya dengan terang-terangan maka bisa jadi kita termasuk orang-orang yang tidak akan mendapat HIDAYAH selamanya, kecuali atas kehendak Allah.

"Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat." (QS Al Baqarah 2:6-7)

Apabila kita sudah mengikuti kebenaran dengan mentaati Allah dan Rasul-Nya atau telah bertaqwa, barulah HIDAYAH Allah berupa Furqan (Pembeda) atau Nuur (Cahaya) akan diturunkan

"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan (Pembeda) dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." (QS Al Anfal 8:29)

"Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Al Hadiid 57:28)

Dan untuk istiqomah dalam taqwa akan mendapati halangan dan tantangan, bila kita tetap berjihad dalam kebenaran tersebut maka Allah subhanahu wa ta'ala akan terus menunjuki jala-jalan-Nya (selalu memberi HIDAYAH)

"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik."  (QS Al Ankabuut 29:69)

Kami hanya mengingatkan kepada diri sendiri dan kepada orang yang mau mengambil manfaat peringataan ini.

"Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman " (QS Adz Dzariya,51:55)

Wallahu a'lam bishshowab..

O.F.A


oleh "KATA-KATA HIKMAH" pada 21 Juli 2011 jam 17:32

Catatan admin tentang Kata-kata Hikmah :

Salah satu group di FB yang berlabel Pendidikan ini, dikelola oleh tiga orang admin: Ogy Febri Adlha (OFA) dan beralamat di: Permata Regency Bekasi Blok C1/33, Wanasari, Cibitung, Bekasi, Indonesia 17520.
Untuk mengenal lebih dekat apa visi dan misinya, akan  lebih baik jika mereka yang menjelaskannya seperti yang tertulis di bawah ini:


"Barang siapa MENUNJUKKAN pada KEBAIKAN ,maka baginya PAHALA seperti orang yang MELAKUKANnya ." (HR.Muslim)






Mengapa diberi nama "KATA-KATA HIKMAH"
Kami memberi nama "KATA-KATA HIKMAH", karena kami ingin dakwah bilhikmah yang dapat diterima oleh semua orang.


Apa sebenarnya HIKMAH itu ?
Mengapa kami membuat "KATA-KATA HIKMAH" ?
Dalam Al Quran Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (yang artinya) :

”Allah menganugrahkan AL- HIKMAH kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi AL-HIKMAH itu, ia benar-benar telah dianugrahi KARUNIA yang BANYAK. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran.” (QS Al Baqarah : 269)

Definisi AL-HIKMAH secara bahasa menurut kamus bahasa Arab, AL-HIKMAH berarti : kebijaksanaan, pendapat atau pikiran yang bagus, pengetahuan, filsafat, kenabian, keadilan, peribahasa (kata-kata bijak), dan al-­Qur’anul karim.

Sedangkan Imam al-Jurjani rahimahullah dalam kitabnya memberikan makna AL-HIKMAH secara bahasa artinya : ilmu yang disertai amal (perbuatan), atau perkataan yang logis dan bersih dari kesia-siaan.
AL-HIKMAH juga bermakna : kumpulan keutamaan dan kemuliaan yang mampu membuat pemiliknya menempatkan sesuatu pada tempatnya (proporsional/ADIL)

AL-HIKMAH juga merupakan ungkapan dari perbuatan seseorang yang dilakukan pada waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat pula.

Orang yang ahli ilmu HIKMAH disebut al-Hakim, bentuk jamaknya (plural) adalah al-Hukama. Yaitu orang-orang yang perkataan dan perbuatannya sesuai dengan sunnah Rasulullah.”.


Para ulama tafsir rahimahumullah juga mempunyai definisi masing-­masing tentang ilmu AL-HIKMAH. Yang mana antar pendapat tersebut saling berkaitan dan melengkapi satu sama lain.

Imam Mujahid mengartikan AL-HIKMAH, “Benar dalam perkataan dan perbuatan”.

Ibnu Zaid memaknai, “Cendekia dalam memahami agama.”

Malik bin Anas mengartikan, “Pengetahuan dan pemahaman yang dalam terhadap agama Allah, lalu mengikuti ajarannya.”

Ibnul Qasim mengatakan, “Memahami ajaran agama Allah lalu mengikutinya dan mengamalkannya.”

Imam Ibrahim an-Nakho’i mengartikan, “Memahami apa yang dikandung al-Qur’an.”

Imam as-Suddiy mengartikan AL-HIKMAH dengan an-Nubuwwah (kenabian).

Ar-rabi’ bin Anas berkata, “Rasa takut kepada Allah.”

Hasan al-Bashri memaknai, “Sifat wara’ (hati­-hati dalam masalah halal dan haram).”

Imam al-Qurthubi berkata, “Semua makna di atas saling berkaitan satu sama lain, kecuali pendapat as-­Suddi, ar-Rabi’ dan al-Hasan. Ketiga pendapat mereka saling berdekatan satu sama lain. Karena AL-HIKMAH sumbernya dari AL-AHKAM. Yang artinya mumpuni dalam perkataan dan perbuatan. Dan semua makna yang disebutkan di atas adalah bagian dari AL-HIKMAH. Al-Qur’an itu HIKMAH, sunnah Rasulullah juga HIKMAH.”

Imam at-Thabari rahimahullah menambahkan, “Menurut kami, makna HIKMAH yang tepat adalah ilmu tentang hukum-hukum Allah yang tidak bisa dipahaminya kecuali melalui penjelasan Rasulullah. Dengan begitu al-HIKMAH disini berasal dari kata al­-Hukmu yang bermakna penjelasan antara yang haq dan yang bathil. Seperti kalimat al-Jilsah berasal dari kata al-Julus. Kalau dikatakan bahwa si Fulan itu orang yang Hakiim, berarti dia itu orang yang benar dalam perkataan dan perbuatan.”

HIKMAH itu adalah Setiap perkataan yang benar yang menyebabkan perbuatan yang benar.
HIKMAH ialah: ilmu yang bermanfaat dan amal shaleh, kebenaran dalam perbuatan dan perkataan, mengetahui kebenaran dan mengamalkanya.

Dengan demikian tepat sekali pemahaman tersebut dengan hadits berikut:
” Barang siapa yang Allah menghendaki KEBAIKAN kepadanya, maka Allah menjadikan dia ‘FAQIH’ (FAHAM yang MENDALAM) dalam ilmu AGAMA” (Muttafaqun 'alaih)

Abu ja’far Muhammad menyebutkan apabila di dalam Al-Qur’an di sebutkan kata kata HIKMAH setelah al kitab yaitu maksudnya Al Quran dan ASSUNNAH.
Perhatikanlah ayat-­ayat berikut, misalnya: Artinya: “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-HIKMAH (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana”. (Al baqarah 129)

Artinya : “Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan AL-HIKMAH (as-Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata, (QS. at. Jumu’ah: 2).

Jadi tidak cukup hanya dengan Al-Quran saja tanpa dengan Al-Hikmah yang berarti Assunnah atau pemahaman yang benar tentang Al-Quran tersebut. Itulah mengapa Assunnah ini disebut Al-Hikmah.

Sehingga orang yang dianugerahi HIKMAH adalah:

* Orang yang mempunyai ilmu mendalam dan mampu mengamalkannya.
* Orang yang benar dalam perkataan dan perbuatan.
* Orang yang menempatkan sesuatu sesuai pada tempatnya (adil).
* Orang yang melakukan atau tidak melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan atau tidak dilakukan.
* Orang yang mampu memahami dan menerapkan hukum Allah.


HIKMAH bisa didapat dari siapa saja dan dalam peristiwa apa saja.
“Ambillah hikmah yang kamu dengan dari siapa saja, sebab hikmah itu kadang-kadang diucapkan oleh seseorang yang bukan ahli hikmah. Bukankah ada lemparan yang mengenai sasaran tanpa disengaja?” (HR. Al-Askari dari Anas ra dalam kitab Kashful Khafa’ Jilid II, h.62)

“Hikmah laksana hak milik seorang mukmin yang hilang. Di manapun ia menjumpainya, di sana ia berhak mengambilnya” (HR. Al-Askari dari Anas ra)

Begitu banyak ilmu dan hikmah yang disebarkan Allah subhana wata’ala di dunia ini. Sering kita menemukannya dari pelajaran di lembaga pendidikan, majlis ta’lim, nasihat-nasihat orang tua, diskusi dengan teman, bahkan saat kita menyaksikan apa yang terjadi di penjuru langit dan bumi. Kekayaan ilmu yang Allah miliki tak pernah terbatas dan akan diberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya.

Dan setelah kita mendapatkan HIKMAH tersebut kita WAJIB menyampaikan, mendakwahkan, sesuai firman Allah (yang artinya):

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan AL-HIKMAH dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS An-Naml: 125)

Untuk itu silahkan HIKMAH yang sudah didapat dishare kepada sahabat lain, atau ajak sahabat lain untuk mengikuti blog, grup FB "KATA-KATA HIKMAH" atau fan page FB "KATA-KATA HIKMAH".

Wallahu a'lam bishowab
Semoga bermanfaat.


Ogy Febri Adlha (OFA)

Email
of_adlha@yahoo.com
Telepon
081388127672
Situs Web
http://kata2hikmah0fa.wordpress.com
http://kata2-hikmah-ofa.blogspot.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar