Senin, 12 Desember 2011

Antara “Sang Pemimpi” …Dan….”Laskar Pelangi”..


Awalnya ..
Aku nggak terlalu merespons…
Dua Novel best seller…
Yang digarap demikian apik  Bung Andrea Hirata..
Kecuali latar dan tema cerita …
Yang berkisah tentang orang-orang kecil yang berani ‘bermimpi’

Kecuali..
Nama sekolah “SD Muhammadiyah”…
Yang dulu ..berpuluh tahun yang lalu..
Pertama kalinya mengenalkanku pada deretan alphabet..
Barisan angka-angka..Dan rangkaian alif…ba’…ta’…tsa’..
Juga gambaran keindahan pulau dan pantai tanah  Melayu Belitong ..
Yang begitu elok mempesona tergambar  di kepala



Namun ..
Setelah beberapa kali berhenti di titik jeda…
Saat mengikuti alur cerita yang  meliuk-liuk indah itu..
Kutemukan sebuah ‘jembatan’ yang menghubungkan keduanya
Sampai di satu titik , yang tidak lagi menyisakan ‘koma’..
Kudapatkan banyak ‘pesan indah’ …yang menuntun bathin dan logika
Untuk lebih arif  memahami ..’Mimpi’…’Harapan’..dan ..’Perjuangan’..
Betapa  keyakinan dan optimisme yang ditata dengan niat yang benar
Mampu  mengemas ketiganya di bingkai pigura yang indah…
Menjemput pertolongan Allah untuk ‘mewujudkannya’..
Subhanallah..

Pesan-pesan indah itu…
Sampai kini menjadi ‘kutipan-kutipan'  indah...
Yang tergores begitu manis dalam sebuah ‘catatan hati’ ..abadi:..


Beberapa penggal kalimat dalam “Laskar Pelangi”:..

“Takdir ..nasib  dan usaha…
Bagaikan 3 bukit biru samar-samar…
Yang memeluk manuasia dalam lena.

Mereka yang gagal tak jarang menyalahkan aturan main Allah..
Jika mereka miskin mereka mengatakan bahwa :..
Allah, melalui takdirNya, memang mengharuskan mereka miskin.
Bukti-bukti itu membentuk ‘konspirasi rahasia’ masa depan..
Dan definisi yang sulit dipahami sebagian orang.
Seseorang yang lelah berusaha menunggu takdir akan mengubah nasibnya.
Seseorang yang enggan membanting tulang..Menerima saja nasibnya..
Yang menurutnya tak kan berubah karena semua telah ditakdirkan.
Inilah ‘lingkaran iblis’ yang umumnya melanda para pemalas.

Tapi yang pasti..
Pengalaman selalu menunjukkan :..
Bahwa ‘hidup dengan usaha’ adalah mata yang ditutup ..
Untuk memilih buah-buahan dalam keranjang.
Buah apapun yang didapat ..kita ‘tetap mendapat buah’.
Sedangkan ‘hidup tanpa usaha’ adalah mata yang ditutup..
Untuk mencari kucing hitam di dalam kamar gelap dan ‘kucingnya tidak ada’.”


Dan ini ..
Beberapa penggal kalimat dalam “Sang Pemimpi”:..

 “Aku teringat, beberapa hari setelah ayahnya meninggal,..
Dengan menumpang truk kopra, aku dan ayahku menjemput Arai.
Sore itu ia sudah menunggu kami di depan tangga gubuknya,
Berdiri sendirian di tengah belantara ladang tebu yang tak terurus.
Anak kecil itu mengapit di ketiaknya karung kecampang..
Berisi beberapa potong pakaian, sajadah, gayung tempurung kelapa, ..
Mainan buatannya sendiri, dan bingkai plastik murahan..
Berisi foto hitam putih ayah dan ibunya ketika pengantin baru.

Sebatang potlot yang kumal ia selipkan di daun telinganya..
Penggaris kayu yang sudah patah disisipkan di pinggangnya.
Tangan kirinya menggenggam beberapa lembar buku tak bersampul.
Celana dan bajunya dari kain belacu lusuh dengan kancing tak lengkap.
Itulah seluruh harta bendanya.

Sudah berjam-jam ia menunggu kami.
Tampak jelas wajah cemasnya menjadi lega ketika melihat kami.
Aku membantu membawa buku-bukunya ..
Dan kami meninggalkan gubuk berdinding lelak beratap daun itu ..
Dengan membiarkan pintu dan jendela-jendelanya terbuka
Karena dipastikan tak 'kan ada siapa-siapa untuk mengambil apa pun. ....

Kami menelusuri jalan setapak menerobos gulma yang lebih tinggi dari kami.
Kerasak tumpah ruah merubung jalan itu.
Arai menengok ke belakang untuk melihat gubuknya terakhir kali.
Ekspresinya datar. ..
Lalu ia berbalik cepat dan melangkah dengan tegap.

Anak sekecil itu telah belajar menguatkan dirinya.
Ayahku berlinangan air mata... Dipeluknya pundak Arai erat-erat. ...
Aku tak dapat mengerti bagaimana anak semuda itu..
Menanggungkan cobaan demikian berat sebagai Simpai Keramat.

Arai mendekatiku lalu menghapus air mataku dengan lengan bajunya yang kumal.
Tindakan itu membuat air mataku mengalir semakin deras. ...
Melihatku pilu, kupikir Arai akan terharu ..Tapi ia malah tersenyum
Dan pelan-pelan ia merogohkan tangannya ke dalam kacung kecampangnya. ...
Ia mengeluarkan sebuah benda mainan yang aneh.

Aku melirik benda itu dan aku semakin pedih..
Membayangkan ia membuat mainan itu sendirian,
Memainkannya juga sendirian di tengah-tengah ladang tebu. ...
Aku tersenyum tapi tangisku tak reda ..
Karena seperti mekanika gerak balik helikopter purba (mainan) ini,

Arai telah memutarbalikkan logika sentimental ini…
la justru berusaha menghiburku pada saat aku seharusnya menghiburnya. ...
Arai melangkah menuju depan bak truk.
la berdiri tegak di sana serupa orang berdiri di hidung haluan kapal.
Pelan-pelan ia melapangkan kedua lengannya ..
Dan membiarkan angin menerpa wajahnya.

Ia tersenyum penuh semangat. ..
Agaknya ia juga bertekad memerdekakan dirinya dari duka mengharu biru..
Yang membelenggunya seumur hidup.
Ia telah berdamai dengan kepedihan dan siap menantang nasibnya.
Ia menggoyang goyang tubuhnya bak rajawali di angkasa luas.
 "Dunia...!! Sambutlah aku...!! Ini aku, Arai, datang untukmu ...!!"
Pasti itu maksudnya.
Ayahku tersenyum mengepalkan tinjunya kuat kuat..
Dan aku ingin tertawa sekeras- kerasnya..
Tapi aku juga ingin menangis sekeras-kerasnya.”

(Mau tahu ending perjuangan Arai menggapai mimpi-mimpinya…???
Baca sendiri aja yah….hehehe..)

Edensor:..
“Bermimpilah.. karena Allah akan memegang mimpi-mimpi itu”.
"Takdir Allah…ada di ujung usaha manusia.
Allah  Maha Adil:..
Dia akan memberikan sesuatu kepada umat-Nya sesuai dengan kadar ikhtiarnya"

“Seringkali kita menyalahartikan ‘takdir’
Sebagai hal yang membuat kita 'pasrah' akan sesuatu ..
Padahal usaha kita belum maksimal ..
(ato malah sama sekali  tidak berusaha).
Kita hanya  harus menyempurnakan kewajiban kita..
Yaitu ber-ikhtiar....selebihnya serahkan pada Allah ..
Untuk memutuskan yang terbaik untuk kita.
Dan itulah akhir ikhtiar kita..Ujung dari ‘mimpi-mimpi’ kita

Yuk kita lihat firman-Nya di Q.S. Ar-Ra'ad ayat 11:..
"sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum …
Kecuali kaum itu sendiri yang mengubah nasibnya".

Yang pasti:..
Allah telah menetapkan jodoh bagi setiap hamba-Nya...
Namun kita tak pernah tahu,' siapa'?..
Allah telah menetapkan rezeki bagi setiap hamba-Nya...
Namun kita tak pernah tahu; 'dimana'...dan 'darimana datangnya' ?..
Allah telah menetapkan nasib bagi setiap hamba-Nya..
Namun kita tak pernah tahu..'kapan sial'..'Kapan beruntung' ?
Allah Telah menetapkan umur bagi setiap hamba-Nya..
Namun kita tak pernah tahu 'Kapan kematian akan menjemput kita' ?..

Yah...
Allah telah menetapkan taqdir setiap kita..
Tidak hanya dengan "Tanda seru"..
Namun selalu menyisakan "Tanda Tanya"...
Untuk memberi kita kesempatan dalam 'ikhtiar dan usaha'..
Subhanallah..

Yups....
Ternyata kita harus berani 'bermimpi'...
Berlari kencang merebut 'mimpi-mimpi' itu..
Seraya menggenggam keyakinan..do'a dan harap...
Bahwa Allah Maha menggenggam mimpi-mimpi kita..
Dan akan mewujudkannya ...
Jika kita sudah 'siap menerima'..pada saatnya..
Insyaallah

***( Salut buat bung Andrea Hirata...thank's...)***

oleh Bahtiar Effendi pada 10 Desember 2011 pukul 8:25


Sumber:
http://www.facebook.com/notes/bahtiar-effendi/antara-sang-pemimpi-danlaskar-pelangi/10150420321424285

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar