Deden Mauli Darajat
Mahasiswa Pascasarjana
Universitas Ankara, Turki
Di sekitar masjid digelar panggung musik yang bernapaskan Islami.
Kanan ke kiri: Tegar, Deden, Hasbi (Turki) Putri (si kecil) Desi (Istri) Fifi |
Turki merupakan negara dengan mayoritas penduduknya Muslim. Meski demikian, tidak ada yang spesial dalam menyambut Ramadhan di Turki, seperti layaknya di Indonesia. Poster-poster di jalanan atau iklan-iklan untuk menyambut Ramadhan di televisi Turki jarang kami temui. Walaupun begitu, sebagian masyarakat Turki telah mempersiapkan diri untuk menyambut bulan yang mulia ini.
Seperti yang diungkapkan Ali Perdahci (22), mahasiswa Universitas Erciyes, Kayseri, Turki, bahwa ia mempersiapkan bulan Ramadhan dengan kesungguhan. Beberapa pekan sebelum Ramadhan, Ali menambah porsi membaca Alquran dan kitab-kitab Islam. Selain itu, ia juga mengurangi waktu tidur pada malam hari untuk beribadah mendekatkan diri pada Allah SWT. “Saya dan kawan-kawan berdiskusi tentang keislaman pada malam hari,” ungkap Ali.
Kanan ke Kiri: Deden, Dr. Abdul Mukti, Dr. Jajat Burhanddin |
Mahasiswa jurusan ekonomi ini menyatakan, sebelum Ramadhan tiba, banyak pengusaha atau dermawan yang menyiapkan paket sembako untuk orang-orang yang tidak mampu. Paket sembako Ramadhan itu dibagikan di supermarket. Caranya, warga yang kurang mampu dapat memperlihatkan kartu tanda penduduk kepada petugas di supermarket. “Paket itu juga diberikan kepada para mahasiswa,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Mufid (46), seorang pengemudi taksi di Ankara. Mufid menyambut gembira datangnya bulan suci ini. Meski puasa bulan Ramadhan bertepatan dengan musim panas, ia tetap akan berpuasa. Ramadhan pada musim panas itu lebih panjang waktunya dibandingkan dengan musim dingin. Azan Subuh berkumandang pukul 04.00, sementara azan Maghrib berkumandang pada pukul 20.20 waktu setempat.
Bahkan, musim panas di Turki dapat mencapai mak si mal 45 derajat Celsius. Saat ditanya, bagaimana dengan panas yang menyengat dan waktu yang panjang, Mufid menyatakan, ia tetap kukuh akan berpuasa. “Puasa Ramadhan merupakan perintah agama yang sudah mutlak,” ungkapnya.
Turkish Kebab dan roti canai |
Pengalaman saya tahun lalu, meski mayoritas warga Turki adalah Muslim, saat Ramadhan lalu, rumah makan masih banyak yang menyediakan makanan pada siang hari. Pasalnya, tidak ada larangan secara resmi untuk menutup rumah makan selama Ramadhan di Turki. Di jalan-jalan di Ankara masih bisa ditemukan orang yang makan pada bulan Ramadhan.
Meski begitu, Wali Kota Ankara Melih Gokcek sudah menyiapkan 26 titik tenda buka puasa gratis di kota ini yang diperuntukkan bagi orang-orang berpuasa. Ke-26 titik ini tersebar di penjuru Ankara, seperti Terminal Asti, Stasiun Metro, dan Genclik Park atau Taman Pemuda. Paket buka puasa itu terdiri atas empat macam makan malam. Tenda-tenda itu kini sudah mulai didirikan.
Terpusat di masjid
PM Turki Recep Tayip Erdogan |
Tahun ini, Pemerintah Ibu Kota Ankara memusatkan kegiatan Ramadhan di Masjid Haji Bayram. Tahun lalu, Taman Pemuda atau Genclik Park dijadikan pusat kegiatan Ramadhan. Masjid Haji Bayram maupun Taman Genclik Park masih dalam satu wilayah, yaitu Ulus. Jarak antara keduanya hanya sekitar satu kilometer.
Masjid Haji Bayram yang didirikan pada 1427 M/831H diresmikan pembaruannya oleh Perdana Menteri Turki Recep Tayip Erdogan pada 14 Februari 2011, bertepatan dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Halaman masjid yang luas itu sudah dibangun stan-stan yang akan menjual buku-buku dan barang lainnya.
Masjid Haji Bayram, gmbr diambil thn 2006 |
Selain itu, di sekitar masjid juga ada didirikan panggung yang akan diisi oleh para musisi, seperti Sami Yusuf, Ahmet Ozan, serta pelantun musikmusik sufi selama 25 hari di bulan Ramadhan. Bukan hanya itu, di area pusat Ramadhan itu juga dilengkapi dengan berbagai hiburan untuk anak-anak. Sementara itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara juga telah menyiapkan beragam acara memeriahkan Ramadhan tahun ini untuk masyarakat Indonesia yang akan dilaksanakan di wisma KBRI. Acara seperti ini merupakan program baru di KBRI Ankara.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Turki Nahari Agustini mengatakan, setiap Sabtu, selama Ramadhan, KBRI akan mengadakan buka bersama, pengajian, dan Tarawih di wisma KBRI.ed: khoirul azwar
Sumber:
http://republika.co.id:8080/koran/0/140084/Masjid_Haji_Bayram_Pusat_Ramadhan_di_Turki
(Tulisan ini dimuat di harian REPUBLIKA terbit Sabtu, 30 Juli 2011, hal. 15 pada rubrik Cahaya Ramadhan)
Deden Mauli Darajat |
Catatan admin tentang penulis:
Kang Deden, begitu admin menyapanya adalah seorang lajang yang santun, cerdas dan bersahaja. Santri yang pernah mondok di Gontor ini, melanjutkan studinya di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dan memilih Journalism sebagai bidang yang ditekuninya pada jenjang Pascasarjana di Ankara University, Turki. Saat ini ia tinggal di Cebeci Erkek Yurdu, Cankaya, Ankara Turki.
Pemuda yang lahir di Rangkasbitung, Banten ini adalah seorang pekerja keras tapi tidak "ngoyo" prinsip atau mottonya adalah: "Sukses itu, manusia yang mengusahakan Tuhan yang Menyetujui.."
"Silakan di share, tulisan saya tentang itu baru saja diterbitkan di REPUBLIKA," jawabnya ketika dua hari yang lalu diminta sumbangsih catatannya tentang pengalaman Ramadhannya di Turki. Dia memang pernah menjadi jurnalis di Harian Umum tersebut beberapa tahun lalu, tidak heran jika tulisan diatas terasa kental nuansa reportasenya.
Sengaja note kang Deden ini baru admin terbitkan hari ini tentunya agar tidak "berlomba" dengan Republika. Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada penulisnya, admin sengaja menambahkan beberapa foto yang bersumber dari akun pribadinya di situs FB dan tentunya dari mbah Google juga . Hal ini tidak lain karena sejatinya Label Ramadhan di Mancanegara ini merupakan kisah pengalaman pribadi penulisnya dalam menjalankan ibadah puasa di negara yang ditempatinya.
Demikian catatan admin tentang penulis, kami disini sangat berterimakasih atas kesediaan kang Deden tuk berbagi pengalamannya dengan kami, semoga menjadi catatan kebaikan juga tuk penulisnya. Aamiin.
Catatan singkat tentang Mescit Hacii Bayram
Mesjid Haji Bayram, sebuah mesjid kuno yang dibangun pada tahun 1427 oleh seorang filsuf dan alim ulama terpandang negeri itu yang bernama Haji Bayram. Terletak di sebuah distrik tertua di Ankara yang bernama Ulus, mesjid ini didirikan untuk memenuhi kebutuhan beribadah para penduduk kota di abad ke-15. Seiring populasi bertambah, maka mesjid itu diperluas dan dekorasinya dipercantik, serta dipugar oleh cucu Haji Bayram yang bernama Mehmet Baba pada tahun 1714. Arsitektur mesjid itu yang terlihat pada masa kini adalah gaya arsitektur abad ke-17 dengan ciri khas arsitektur Ottoman setelah restorasi. Bagian dalam mesjid dilapisi gips Paris, jendela kaca berwarna buatan Cina, serta keramik. Di sayap selatan mesjid kita temukan makam Haji Bayram yang hingga kini masih diziarahi oleh penduduk setempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar