Sumber Foto : Google.com |
Serampung berbuka puasa, duduk sejenak sambil baca kisah cantik
Kabar Ramadhan dari Turkey Edisi #5 kali ini datang dari salah satu Tim penulis yang tinggal di desa yang tenang dengan bunga Matahari yang indah menghampar. Merupakan kota
kuno Byzantium bagian timur Turkey, Tekirdag.
"Kurmaku sedikit, Izinkan aku membalasnya"
By : Khodijah Sholihah
Ini tahun kedua aku melewati bulan Ramadhan yang mulia. Berada di perantauan yang jauh terpisah jarak dan waktu dari tanah air. Dengan jumlah waktu puasa lebih panjang. Suka
duka tentu pasti ada. Namun semua tergantung bagaimana kita menyikapinya dan sejauh mana rasa syukur kita kepada Allah SWT.
Di sini di negeri para penakluk ada kebiasaan menarik yang membuatku ingin mengabadikannya. Sebuah kebiasaan bagi para ‘’penggila’’ dan ‘’pemburu’’ keutamaan RAMADHAN.
Belediye adalah sebutan untuk kantor pemerintahan scope kecil setara walikota atau kabupaten. Dimana ada tradisi bagi para ‘’penggila’’ ini untuk meraih kasih sayang Allah di bulan
Ramadhan yang mulia. Setiap harinya di Belediye selama bulan RAMADHAN mereka berbagi buka puasa secara massive. Mereka memberi sajian berbuka bagi mereka yang berpuasa.
Dan ini selalu ada di setiap Belediye. Bertempat di ruang terbuka atau taman yang diberi tempat duduk biasanya tidak jauh dari kantor Belediye tersebut. Setiap sore antrian panjang
berderet menunggu giliran untuk mengambil menu iftar gratis yang cukup lezat.
Kebiasaan ini mungkin ada di negeri kita ada masjid-masjid atau di rumah yatim piatu yang mengadakan buka puasa bersama. Bedanya disini dilakukan setiap hari dalam scope
kabupaten. Sedangkan ditanah air dalam scope lebih kecil.
Sempat berpikir hebatnya pemerintah ini memberikan buka puasa setiap tahunnya selama sebukan penuh di hampir seluruh Belediye. Namun sang suami mengatakan ; ‘’bukan
pemerintah tapi seseorang yang memberikannya. Setiap hari orang yang memberikannya berbeda-beda. Mungkin adakalanya pemerintah. Tapi selama ini yang memberikan adalah
dari perorangan’’. Mmm.. subhanallah terdecak kekagumanku dalam hati sambil bergumam ‘’ hebat sekali orang-orang itu ya Allah, kapan aku menjadi salah satu dari mereka..’’.
Hari ini setelah setahun lalu, aku mengingat tradisi itu, penasaranku tahun lalu membuat aku di belahan dunia yang lain mendedikasikan diriku salah satu dari ‘’penggila ‘’ itu.
Sejumlah kurma paket sengaja ku beli sebagai rencana menjadi salah satu dari penggila itu . Cukuplah bermula dengan 1 paket kurma untuk setiap meja. Insya Allah cukup, terbayang
jumlah meja tahun lalu dipikiranku. Hati berharap semoga ini bisa menjadi syiar mentradisikan sunah rosulNya.
Dua puluh menit sebelum berbuka aku dan sang suami bergegas menuju lokasi. Bahagia rasanya karena diberi kesempatan untuk memberi makan orang berbuka di negeri rantau
dalam jumlah massiv. Walau hanya dengan sebutir kurma..
Antrian panjang sudah nampak seperti yang diperkirakan. Laki-laki dan perempuan terlihat berbeda barisan dan arah untuk mengambil antrian. Aku dan sang suami berdiri di dekat
antrian . Sambil berpikir dan berdiskusi kapan waktu yang tepat untuk membagi-bagikannya. Maklum ini baru kali pertama memulainya disini. Teguran seseorang memberi isyarat
bahwa aku dipersilah untuk mengantri di antrian wanita. Dengan teguran itu membuat kami justru membuat kami tambah bingung. Betapa tidak. Dahulunya jumlah meja yang
dulunya berjumlah sekian kini lebih banyak dari sebelumnya. Dan ini membuat kami bingung untuk dari mana memulainya. Namun, akhirnya kami memutuskan untuk segera saja
membagi-bagikan di meja-meja yang disediakan tanpa berpikir panjang. Hihihi…cukup tidak ya sambil pringis-pringis ragu, dimana sebelumnya sempat percaya diri bisa membagikan
setiap meja. Akhirnya dengan perasaan agak sedih kami bagikan ke atas meja – meja yang disediakan.
Seperti yang diduga..kurmaku tak cukup..tak semua meja kebagian. Sampai untuk meja kami pun lupa kami sisihkan. Dalam hati ada ketidakpuasan yang menggelayut. Ya Allah,
kurmaku sedikit.. izinkan aku membalasnya..untuk bisa memberikan kurma ke seluruh meja..ya Allah terimalah amal kami..jadikan kami seutama-utama manusia di hadapaanMu ya
Allah..aamiin.
Wassalam, Jumat 12 July 2013
Negeri Penakluk
Tulisan disusun oleh Tim "Penakluk sejarah"
Kabar Ramadhan dari Turkey Edisi #5 kali ini datang dari salah satu Tim penulis yang tinggal di desa yang tenang dengan bunga Matahari yang indah menghampar. Merupakan kota
kuno Byzantium bagian timur Turkey, Tekirdag.
"Kurmaku sedikit, Izinkan aku membalasnya"
By : Khodijah Sholihah
Ini tahun kedua aku melewati bulan Ramadhan yang mulia. Berada di perantauan yang jauh terpisah jarak dan waktu dari tanah air. Dengan jumlah waktu puasa lebih panjang. Suka
duka tentu pasti ada. Namun semua tergantung bagaimana kita menyikapinya dan sejauh mana rasa syukur kita kepada Allah SWT.
Di sini di negeri para penakluk ada kebiasaan menarik yang membuatku ingin mengabadikannya. Sebuah kebiasaan bagi para ‘’penggila’’ dan ‘’pemburu’’ keutamaan RAMADHAN.
Belediye adalah sebutan untuk kantor pemerintahan scope kecil setara walikota atau kabupaten. Dimana ada tradisi bagi para ‘’penggila’’ ini untuk meraih kasih sayang Allah di bulan
Ramadhan yang mulia. Setiap harinya di Belediye selama bulan RAMADHAN mereka berbagi buka puasa secara massive. Mereka memberi sajian berbuka bagi mereka yang berpuasa.
Dan ini selalu ada di setiap Belediye. Bertempat di ruang terbuka atau taman yang diberi tempat duduk biasanya tidak jauh dari kantor Belediye tersebut. Setiap sore antrian panjang
berderet menunggu giliran untuk mengambil menu iftar gratis yang cukup lezat.
Kebiasaan ini mungkin ada di negeri kita ada masjid-masjid atau di rumah yatim piatu yang mengadakan buka puasa bersama. Bedanya disini dilakukan setiap hari dalam scope
kabupaten. Sedangkan ditanah air dalam scope lebih kecil.
Sempat berpikir hebatnya pemerintah ini memberikan buka puasa setiap tahunnya selama sebukan penuh di hampir seluruh Belediye. Namun sang suami mengatakan ; ‘’bukan
pemerintah tapi seseorang yang memberikannya. Setiap hari orang yang memberikannya berbeda-beda. Mungkin adakalanya pemerintah. Tapi selama ini yang memberikan adalah
dari perorangan’’. Mmm.. subhanallah terdecak kekagumanku dalam hati sambil bergumam ‘’ hebat sekali orang-orang itu ya Allah, kapan aku menjadi salah satu dari mereka..’’.
Hari ini setelah setahun lalu, aku mengingat tradisi itu, penasaranku tahun lalu membuat aku di belahan dunia yang lain mendedikasikan diriku salah satu dari ‘’penggila ‘’ itu.
Sejumlah kurma paket sengaja ku beli sebagai rencana menjadi salah satu dari penggila itu . Cukuplah bermula dengan 1 paket kurma untuk setiap meja. Insya Allah cukup, terbayang
jumlah meja tahun lalu dipikiranku. Hati berharap semoga ini bisa menjadi syiar mentradisikan sunah rosulNya.
Dua puluh menit sebelum berbuka aku dan sang suami bergegas menuju lokasi. Bahagia rasanya karena diberi kesempatan untuk memberi makan orang berbuka di negeri rantau
dalam jumlah massiv. Walau hanya dengan sebutir kurma..
Antrian panjang sudah nampak seperti yang diperkirakan. Laki-laki dan perempuan terlihat berbeda barisan dan arah untuk mengambil antrian. Aku dan sang suami berdiri di dekat
antrian . Sambil berpikir dan berdiskusi kapan waktu yang tepat untuk membagi-bagikannya. Maklum ini baru kali pertama memulainya disini. Teguran seseorang memberi isyarat
bahwa aku dipersilah untuk mengantri di antrian wanita. Dengan teguran itu membuat kami justru membuat kami tambah bingung. Betapa tidak. Dahulunya jumlah meja yang
dulunya berjumlah sekian kini lebih banyak dari sebelumnya. Dan ini membuat kami bingung untuk dari mana memulainya. Namun, akhirnya kami memutuskan untuk segera saja
membagi-bagikan di meja-meja yang disediakan tanpa berpikir panjang. Hihihi…cukup tidak ya sambil pringis-pringis ragu, dimana sebelumnya sempat percaya diri bisa membagikan
setiap meja. Akhirnya dengan perasaan agak sedih kami bagikan ke atas meja – meja yang disediakan.
Seperti yang diduga..kurmaku tak cukup..tak semua meja kebagian. Sampai untuk meja kami pun lupa kami sisihkan. Dalam hati ada ketidakpuasan yang menggelayut. Ya Allah,
kurmaku sedikit.. izinkan aku membalasnya..untuk bisa memberikan kurma ke seluruh meja..ya Allah terimalah amal kami..jadikan kami seutama-utama manusia di hadapaanMu ya
Allah..aamiin.
Wassalam, Jumat 12 July 2013
Negeri Penakluk
Tulisan disusun oleh Tim "Penakluk sejarah"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar