Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anh, ia berkata : "Telah bersabda Rasululloh :
" Sesungguhnya Allah itu baik, tidak menerima
sesuatu kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan
kepada orang-orang mukmin (seperti) apa yang telah diperintahkan kepada
para rasul, maka Allah telah berfirman: Wahai para Rasul, makanlah dari
segala sesuatu yang baik dan kerjakanlah amal shalih. Dan Dia berfirman:
Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa-apa yang baik yang
telah Kami berikan kepadamu.’ Kemudian beliau menceritakan kisah seorang
laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, berambut kusut, dan berdebu
menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdo'a: "Wahai Tuhan,
wahai Tuhan" , sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya
haram dan dikenyangkan dengan makanan haram, maka bagaimana orang
seperti ini dikabulkan do'anya". [Muslim no. 1015]
Kata
"thayyib (baik)" berkenaan dengan sifat Allah maksudnya ialah bersih
dari segala kekurangan. Hadits ini merupakan salah satu dasar dan
landasan pembinaan hukum Islam. Hadits ini berisi anjuran membelanjakan
sebagian dari harta yang halal dan melarang membelanjakan harta yang
haram. Makanan, minuman, pakaian dan sebagainya hendaknya benar-benar
yang halal tanpa bercampur yang syubhat.
Orang yang ingin
memohon kepada Allah hendaklah memperhatikan persyaratan yang tersebut
pada Hadits ini. Hadits ini juga menyatakan bahwa seseorang yang
membelanjakan hartanya dalam kebaikan berarti ia telah membersihkan dan
menumbuhkan hartanya. Makanan yang enak tetapi tidak halal menjadi
malapetaka bagi yang memakannya dan Allah tidak akan menerima amal
kebajikannya.
Kalimat "kemudian beliau menceritakan kisah
seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, berambut kusut, dan
berdebu", maksudnya ialah menempuh perjalanan jauh untuk melaksanakan
kebaikan seperti haji, jihad, dan perbuatan baik lainnya. Amal kebajikan
tersebut tidak akan diterima oleh Allah bila yang bersangkutan makan,
minum dan berpakaian dari hasil yang haram. Lalu bagaimana lagi nasib
orang-orang yang berbuat dosa di dunia atau berlaku zhalim kepada orang
lain atau mengabaikan ibadah dan amal kebajikan?
Kalimat
"menengadahkan kedua tangannya" maksudnya berdo’a kepada Allah memohon
sesuatu, namun dia tetap berbuat dosa dan melanggar aturan agama.
Kalimat "makanannya haram…, maka bagaimana orang seperti ini dikabulkan
do'anya", maksudnya bagaimana orang yang perbuatannya semacam itu akan
dikabulkan do'anya, karena dia bukanlah orang yang layak dikabulkan
do'anya. Akan tetapi walaupun demikian, boleh saja Allah mengabulkannya
sebagai tanda kemurahan, kasih sayang dan pemberian karunia.
Wallaahu a'lam bishawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar