Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim
"Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kata yang diridhai Allah Subhanahu wa ta'ala yang ia tidak mengira yang akan mendapatkan demikian sehingga dicatat oleh Allah Subhanahu wa ta'ala keridhoan-NYA bagi orang tersebut sampai nanti hari Kiamat. Dan seorang lelaki mengucapkan satu kata yang dimurkai Allah Subhanahu wa ta'ala yang tidak dikiranya akan demikian, maka Allah Subhanahu wa ta'ala mencatatnya yang demikian itu sampai hari Kiamat." (HR Tirmidzi dan ia berkata hadits hasan shahih; juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah)
Semua pembicaraan harus kebaikan, (QS 4/114, dan QS 23/3), dalam hadits nabi
Muhammad SAW disebutkan:
"Barangsiapa yang beriman pada Allah Subhanahu wa ta'ala dan hari akhir maka hendaklah berkata baik atau lebih baik diam." (HR Bukhari,Muslim)
Berbicara harus jelas dan benar, sebagaimana dalam hadits Aisyah ra: "Bahwasanya perkataan rasulullah salallahu alahi wasallam itu selalu jelas sehingga biasdifahami oleh semua yang mendengar." (HR Abu Daud)
Seimbang dan menjauhi bertele-tele, berdasarkan sabda nabi Muhammad SAW:
"Sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku nanti di hari Kiamat ialah orang yang banyak omong dan berlagak dalam berbicara." Maka dikatakan: Wahai Rasulullah kami telah mengetahui arti ats-tsartsarun dan mutasyaddiqun, lalu apa makna al-mutafayhiqun? Maka jawab nabi SAW: "Orang2 yang sombong." (HR Tirmidzi dan dihasankannya)
Menghindari banyak berbicara, karena kuatir membosankan yang mendengar, sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Wa'il:
Adalah Ibnu Mas'ud ra senantiasa mengajari kami setiap hari Kamis, maka berkata seorang lelaki: Wahai abu Abdurrahman (gelar Ibnu Mas'ud)! Seandainya anda mau mengajari kami setiap hari?
Maka jawab Ibnu Mas'ud :
Sesungguhnya tidak ada yang menghalangiku memenuhi keinginanmu, hanya aku kuatir membosankan kalian, karena akupun pernah meminta yang demikian pada nabi Allah Subhanahu wa ta'ala dan beliau menjawab kuatir membosankan kami
(HR Muttafaq 'alaih)
Mengulangi kata-kata yang penting jika dibutuhkan:
dari Anas ra bahwa adalah nabi salalahualaihi wasallam jika berbicara maka beliau mengulanginya 3 kali sehingga semua yang mendengarkannya menjadi faham, dan apabila beliau salalahualaihi wasallam mendatangi rumah seseorang maka beliaupun mengucapkan salam 3 kali. (HR Bukhari)
Menghindari mengucapkan yang bathil, berdasarkan hadits nabi salalahualaihi wasallam:
"Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kata yang diridhai Allah Subhanahu wa ta'ala yang ia tidak mengira yang akan mendapatkan demikian sehingga dicatat oleh Allah Subhanahu wa ta'ala keridhoan-NYA bagi orang tersebut sampai nanti hari Kiamat. Dan seorang lelaki mengucapkan satu kata yang dimurkai Allah Subhanahu wa ta'ala yang tidak dikiranya akan demikian, maka Allah Subhanahu wa ta'ala mencatatnya yang demikian itu sampai hari Kiamat." (HR Tirmidzi dan ia berkata hadits hasan shahih; juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah)
Menjauhi perdebatan sengit, berdasarkan hadits nabi salalahualaihi wasallam:
"Tidaklah sesat suatu kaum setelah mendapatkan hidayah untuk mereka, melainkan karena terlalu banyak berdebat." (HR Ahmad dan Tirmidzi)
Dan dalam hadits lain disebutkan sabda nabi salalahualaihi wasallam:
"Aku jamin rumah didasar surga bagi yang menghindari berdebat sekalipun ia benar, dan aku jamin rumah ditengah surga bagi yang menghindari dusta walaupun dalam bercanda, dan aku jamin rumah dipuncak surga bagi yang baik akhlaqnya." (HR Abu Daud)
Menjauhi kata-kata keji, mencela, melaknat,berdasarkan hadits nabi salalahualaihi wasallam:
"Bukanlah seorang mu'min jika suka mencela, mela'nat dan berkata-kata keji." (HR Tirmidzi dengan sanad shahih)
Menghindari banyak canda, berdasarkan hadits nabi salalahualaihi wasallam:
"Sesungguhnya seburuk-buruk orang disisi Allah Subhanahu wa ta'ala di hari Kiamat kelak ialah orang yang suka membuat manusia tertawa." (HR Bukhari)
Menghindari menceritakan aib orang dan saling memanggil dengan gelar yang buruk, berdasarkan QS 49/11, juga dalam hadits nabi salalahualaihi wasallam:
"Jika seorang menceritakan suatu hal padamu lalu ia pergi, maka ceritanya itu menjadi amanah bagimu untuk menjaganya." (HR Abu Daud dan Tirmidzi dan ia menghasankannya)
Menghindari dusta, berdasarkan hadits nabi salalahualaihi wasallam:
"Tanda-tanda munafik itu ada 3, jika ia bicara berdusta, jika ia berjanji mengingkari dan jika diberi amanah ia khianat." (HR Bukhari)
Menghindari ghibah dan mengadu domba, berdasarkan hadits nabi Muhammad SAW:
"Janganlah kalian saling mendengki, dan janganlah kalian saling membenci, dan janganlah kalian saling berkata-kata keji, dan janganlah kalian saling menghindari, dan janganlah kalian salingmeng-ghibbah satu dengan yang lain, dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara." (HR Muttafaq 'alaih)
Berhati-hati dan adil dalam memuji, berdasarkan hadits nabi salalahualaihi wasallam dari Abdurrahman bin abi Bakrah dari bapaknya berkata: Ada seorang yang memuji orang lain di depan orang tersebut, maka kata nabi salalahualaihi wasallam : "Celaka kamu, kamu telah mencelakakan saudaramu! Kamu telah mencelakakan saudaramu!" (2 kali), lalu kata beliau salalahualaihi wasallam: "Jika ada seseorang ingin memuji orang lain di depannya maka katakanlah: Cukuplah si fulan, semoga Allah Subhanahu wa ta'ala mencukupkannya, kami tidak mensucikan seorangpun disisi Allah Subhanahu wa ta'ala, lalu barulah katakan sesuai kenyataannya." (HR Muttafaq 'alaih dan ini adalah lafzh Muslim)
Dan dari Mujahid dari Abu Ma'mar berkata: Berdiri seseorang memuji seorang pejabat di depan Miqdad bin Aswad secara berlebih-lebihan, maka Miqdad mengambil pasir dan menaburkannya di wajah orang itu, lalu berkata: NabiMuhammad SAWmemerintahkan kami untuk menaburkan pasir di wajah orang yang gemar memuji. (HR Muslim)
Wallahu a'lam bishawab
By : Mencari Rezky
Tidak ada komentar:
Posting Komentar