Adikku....
Bacalah dengan mata hatimu
Lihatlah kata-kata yang berjejer dihadapanmu
Mereka berdesak tuk tampil berpesona
Bersolek genit berceloteh manja
Masing-masing mencoba jelaskan makna tersirat
Meski lewat guratan tersurat
Gaduh.... Riuh..... Rusuh.... menerobos ruang imaji
Memecah kesunyian hati
Sssstt...., diam kataku !
Ini hari jadi adikku
Tak patut kalian beranjak jika hanya membawa sesak
Bukankah kita bersepakat tuk letakan bahagia
diatas hamparan harap
Mereka terdiam, tertunduk dan tersipu malu.
Entah mengapa....
Dibenakku tersimpul berjuta bayang
Dikalbuku terpintal beribu angan
Tuk kuurai menjadi butiran kata indah mengawang
Atau kurajut menjadi pujian nan elok menawan
Hening...... tanyapun tercipta
Haruskah kupupus makna
Hari jadimu yang gempita
Hanya dengan hamburkan kata
Hilangkan do’a, acuhkan alpa, lupakan dosa?
Sejenak ku terpaku
Diam membisu
Membawa janji diatas hari
Menghitung diri dalam sepi
Satu... sepuluh.... oooohh...... bahkan beratus
Sahabat dan kerabatmu menyajikan baki kata berbalut do’a
Ada yang berhias puji ada yang merangkai janji
Bahkan....
Ada pula yang coba rajut cinta suci dibaki saji
Yaaa.... kau memang layak mendapatkannya
Amat layak.....
Aku masih terpaku
Diam membisu
Purnama tlah beranjak bersama pekat
Baki-baki berisi do’a, puja dan cinta
Yang baru saja ditinggal empunya bersama potongan waktu
Kini teronggok direlung hatimu penuhi dinding harimu
Tidaaak....... Jangan kau reguk itu adikku....!
Karena do’a, puja, dan cinta semata milik Sang Maha Pencipta
Biarkan mereka terbang bersama embun pagi
Agar diganti oleh-Nya dengan ceria dan bahagia
Yang kan dikirim lewat mentari
Ke khatulistiwa hati
Aku masih terpaku
Diam membisu
Tersirat keengganan dalam hati
Tuk coba memutar jalan kehidupan ini
Dengan tak membawa baki, puji dan janji
Hanya membawa diri
Dan kesadaran akan janji Ilahi
Aku mencoba eksplolasi hati, bertanya diri
Jika aku tak punya baki...
Apa kiranya yang pantas kusaji di hari jadi.....
L i l i n k a h.....?
Ha..ha..ha..ha.... nalarku terpingkal dan berkata
Bukankah kau lupa tuk tanya dia
Berapa l i l i n yg harus kau bawa..?
Hatiku tersenyum kecut mengumpat sesal
sambil menghunus alasan dia bergumam:
“Aaahh.... bukankah lilin hanya memancar cahaya dusta
Takkanku biarkan adikku meniup lilin-lilinya dengan hembusan harap
Yang ia gantungkan pada redup cahaya semata.
Bukankan ia hanya boleh berharap pada Sang Pencipta Cahaya Semesta?”
Nalarku yg belum terjaga sepenuhnya pun menimpali:
“Betul.... akupun tak tega melihat pipinya yang kemerahan tambah merona
Karena hembuskan banyak harap dan titipkan asa pada fatamorgana”
Sudaaaah.........., cukup kataku...!
Kompromimu tak menjawab tanya
Apa yg aku punya....?
Bukankah segala sapa, janji dan puja tlah ku kirim untuk-Nya
Sang Maha Penpicta lewat cinta di sepertiga malam
Karena memang hanya Dia yg berhak mendapatkannya..
Dan karenanya, tak tersimpan janji, tak tersisa puja dalam genggam
Apa yang aku punya?
Tiba-tiba nuraniku menyeruak dan berkata:
“Bukankah kau membawa serombongan kata
dikemas rasa, berbingkai asa, berukir bahagia
yang hendak kau untai dalam do’a?”
Yaa...DO’A .....
Hanya itu yang kupunya
Adikku...
Hari ini..... hari jadimu
Ijinkan ku ganggu mimpi indahmu
bukan hendak reguk bahagiamu
dan menukarnya dengan lara
apatah lagi airmata
Tapi akupun tak ingin janjikan bahagia semu semata
Yang menghablur bersama airmata
Kebatas cakrawala asa diujung masa
Menelikung Sang Maha Pencipta
Berikan saja bening hatimu tuk kuuntai dengan do’a
Karena ku tak sanggup bersendiri panjatkan pinta beralas dosa
Bersamamu...
Semoga do’a kita dikabulkan-Nya
Mari berserah diri dan hadapkan hati kewajah-Nya.....
Oh.. Tuhan yang Maha Rahman, Rabb yang Maha Pengampun
Hari ini kami bersimpuh persembahkan puja dan pinta
Disela himpunan dosa yang terus meraja
Hakekatnya usia kami berkurang jua
Sementara amal tak beranjak jumlahnya
Entah bekal apa yg kami bawa
Jika ajal menjemput nyawa
Kami tahu...
Pada waktunya langit kan meminta catatan
Tentang siapa yang kami Agungkan
Tentang apa yang kami lakukan
Tentang apa yang kami amalkan
Tentang apa yang kami dustakan
Bertahun-tahun Kau pinjamkan nafas cintaMu
Hanya tuk disia dan dinista
Yaa Rabb.... Yang Maha Rahim
Kesadaran hamba akan dosa
Dan janji ampunanMu pada hamba
Telah menggugah harap memupuk asa
Tuk beringsut mendekati-Mu
Tanpa malu tanpa ragu
Yaa Rabb ... Sang Pemilik Masa
Dihari jadi adikku ini
Ijinkan kami yang terpuruk dalam rasa dosa
Tuk bersimpuh terendap lara
Memohon sedikit masa
Bukan sekedar tuk tatap sang surya
Tapi...
Benahi hati, sesali diri dan basahi nurani dengan tetes airmata ini
Untuk...
akui segala dusta, sadari segala alpa, pupus segala dosa dihari lalu
Agar....
Kami dapat merekonstruksi Iman dan mereproduksi Amal Shaleh
Hingga kami tak tergolong hambaMu yang merugi di masa datang
Namun yaa Rabb, hamba hilang jejak cinta-Mu
Maka berilah setetes cinta-Mu pada hamba
Sebagaimana cinta yg Kau berikan pd orang tua hamba
Yang tulus mencintai hamba tanpa batas
Agar hamba dapat mencintai-Mu dengan ikhlas
Mencintai RasulMu di setiap desah nafas
Dan mencintai orang tua yang tlah membesarkan hamba tanpa berharap balas
Yaa Rabb... Tambatan Segala Asa
Sebagaimana telah Kau sempurnakan raga
Sempurnakan jualah hati hamba
Agar tegar hindari dosa
Agar pandai syukuri karunia
Agar istiqomah dalam ibadah
Agar lurus dalam melangkah
Meniti jalanMu ...
Harapkan RidhaMu...
Yaa Rabb tautan segala harap
Jangan jadikan diri hamba sebab
Bagi kesulitan, kepedihan, kebencian dan kesedihan sesama
Jadikanlah diri ini sebab
Bagi bagi kerinduan, kedamaian, kecintaan dan kebahagian mereka
Mereka.. yang telah berbagi asa
Mereka... yang telah berpeluh raga
Mereka... yang telah berkubang rasa
Mereka... yang telah berkumur do’a
Demi diriku
Demi bahagiaku
Atas ijin dan perkenanMU
Yaa Rabb... Pemilik Samudra Cinta
Diakhir pintaku ini....
Ijinkan hamba melarung keluh dan kesah
diatas cawan cintaMu tuk arungi samudra ampunanMu
agar gapai seberkas cahayaMu guna terangi hatiku
yang pekat terhijab nafsu, gelap terselubung rindu
bukan padaMu, bukan pula pada RasulMu
hingga kerap terombang-ambingkan ragu bahkan dihempas malu
hamba tersesat ... dalam lara
dipantai cintaMu
Yaa Rabb Pemilik Cahaya diatas Segala Cahaya
Sebagaimana Kau terangi siang dengan mentari
Kau sinari kelamnya malam dengan purnama
Sinari juga gelap dan kelamnya hati dengan hidayahMu
Agar tertutup lembar kusam dihari lalu
Agar hamba dapat lurus meniti jalanMu
Agar tak keliru letakan cinta pada selainMU
Agar tak ada lagi duka karena selalu mengingatMu
Agar segenap bahagia hadir karena Kau selalu sertai jalanku
Aamiin......
Ingat dan yakinlah adikku....
Jika adik dapat mencerna kata dan maknai ayat-Nya
menyelaminya dengan segenap rasa didada
mengiringinya dengan sesal dan derai air mata
Hanya karna-Nya....
Hanya untuk-Nya....
Kan ringan dada terasa
Kan mudah kaki melangkah
Kan hadir bahagia yang nyata
Bukan semata maya yang dilingkup fatamorgana
Bahagia di dunia
Dan kelak diakhir masa.
Akhirnya kututup do’a dengan ucap dan harap,
Selamat tunaikan hari jadi
Semoga bahagia selalu menyertai
Semoga sukses terus mengiringi
Semoga Allah selamanya melindungi
Semoga petunjukNya senantiasa menaungi
Semoga temukan tambatan hati yang parsahkan nurani demi cinta Ilahi
Semoga orang tua tetap kau hormati dan cintai
Semoga hanya uswah Nabi yang kau teladani
Semoga hanya jalan-Nya yang kau tapaki
....................Semoga.....................
Kakakmu