O, jadi istrimu cemburu...
apa yang salah dengan itu...
Aisyah bundanya kaum muslimin pun pencemburu...
malaikat yang tak punya nafsu pun cemburu...
Allah Ta'ala saja cemburu...
Salahkah bila istrimu cemburu?
Jangan kau kira Aisyah bukan pencemburu...
Suatu ketika di tengah malah yang syahdu...
Aisyah berpurakan tertidur nikmat terbujur kaku...
hanya untuk memastikan Rasulullah pergi kemana kalau malam dan dingin menyatu...
Aisyah ikuti pelan langkah Sang Nabi pilihan itu...
curiganya langkah Nabi menuju rumah yang satu itu...
rumah istri lain yang hendak Nabi tuju...
tapi apa Nabi marah dengan istrinya yang pencemburu itu?
Nabi al-Mushthafa pun pernah cemburu...
Saat Aisyah si pipi merah difitnah tak kepalang malu...
Pada peristiwa ba'da peperangan di Sya'ban 5 Hijriah itu...
Saat fitnah dihembuskan kaum munafik gerombolan Abdullah bin Ubay yang licik itu...
Apalagi sang Humaira kemudian ijin pindah ke rumah orang tuanya sementara waktu...
Dada nabi terbakar api cemburu...
Hingga Allah turun tangan memberikan klarifikasi dalam bentuk wahyu...
Mungkin saja tak ada kata-kata rayumu...
Karena memang kau bukan tipe perayu...
tapi sungguh, rayuan itu perlu...
belajarlah merayu...
agar cemburunya melarung dalam lautan cinta di malam yang syahdu...
Haruskah ku bacakan kisah yang mengharu biru...
secuil kisah dari si perkasa Umar Radiyallahu 'anhu...
kegagahan itu hilang ditelan bisu...
tak berdaya di hadapan istri yang terkenal galak itu...
Bandingkan gagahnya Umar dengan dirimu!!!
Mungkin kau perlu belajar dari kisah Umar itu...
karena kau jarang membisikkan ke telinganya kata-kata "thank you"...
karena istrimu telah menjadi penjaga pandang matamu...
dari melihat wanita-wanita yang tak halal untukmu...
karena istrimu yang mendidik baik-baik buah hatimu...
karena istrimu yang menjadi syariat Allah untuk kebutuhanmu...
Mungkin pula karena lalaimu...
coba hitung dalam hatimu...
berapa kali kau tak penuhi kewajibanmu...
saat jari jemarinya menyentuk kulit wajahmu...
saat niatnya inggin bangkitkan gelora di dadamu...
tapi kau malah tarik selimut dan singkap kelambu...
lelah dari kerja dunia itulah alasan mu...
untuk itu kau perlu cari tahu...
Ataukah karena istrimu kurang uang saku...
karena gaji mu hanya cukup untuk sampai tanggal dua puluh satu...
hingga ia mesti hemat ini dan itu...
ahhh.... ku yakin bukan karena itu...
terlalu buruk sangkaku...
Jangan takut kalau istrimu cemburu...
bahkan sayur pun perlu bumbu...
biar mulut mu keluarkan liurnya penuh nafsu...
agar lidah pun merasakan nikmatnya makanan itu...
Jadi, anggap saja rasa itu pemupuk akar cintamu...
Sebab dari kisah teman-teman ku...
bila bunga rumah tangga sudah melayu...
bila cemburu sudah tidak ada lagi di antara dua kalbu...
siap-siaplah kau ajukan talak tilu...
karena bisa jadi sakinah itu sudah mulai hilang dari rumah tangga mu...
Biarkan malam ini ia tidur dengan cemburu itu...
asal esok pagi kau sapa dia dengan senyum indah mu itu...
dan jangan lupakan kata temanku yang asli Bumi ayu...
"kalau istrimu cemburu, YO WIS OJO NESU..."
huhuhu (maksudnya hehehe)
oleh Diki Alauddin pada 20 Februari 2011 jam 16:55
Dari Admin ttg Diki Alaudin:
Hanya seorang hamba Allah
apa yang salah dengan itu...
Aisyah bundanya kaum muslimin pun pencemburu...
malaikat yang tak punya nafsu pun cemburu...
Allah Ta'ala saja cemburu...
Salahkah bila istrimu cemburu?
Jangan kau kira Aisyah bukan pencemburu...
Suatu ketika di tengah malah yang syahdu...
Aisyah berpurakan tertidur nikmat terbujur kaku...
hanya untuk memastikan Rasulullah pergi kemana kalau malam dan dingin menyatu...
Aisyah ikuti pelan langkah Sang Nabi pilihan itu...
curiganya langkah Nabi menuju rumah yang satu itu...
rumah istri lain yang hendak Nabi tuju...
tapi apa Nabi marah dengan istrinya yang pencemburu itu?
Nabi al-Mushthafa pun pernah cemburu...
Saat Aisyah si pipi merah difitnah tak kepalang malu...
Pada peristiwa ba'da peperangan di Sya'ban 5 Hijriah itu...
Saat fitnah dihembuskan kaum munafik gerombolan Abdullah bin Ubay yang licik itu...
Apalagi sang Humaira kemudian ijin pindah ke rumah orang tuanya sementara waktu...
Dada nabi terbakar api cemburu...
Hingga Allah turun tangan memberikan klarifikasi dalam bentuk wahyu...
Mungkin saja tak ada kata-kata rayumu...
Karena memang kau bukan tipe perayu...
tapi sungguh, rayuan itu perlu...
belajarlah merayu...
agar cemburunya melarung dalam lautan cinta di malam yang syahdu...
Haruskah ku bacakan kisah yang mengharu biru...
secuil kisah dari si perkasa Umar Radiyallahu 'anhu...
kegagahan itu hilang ditelan bisu...
tak berdaya di hadapan istri yang terkenal galak itu...
Bandingkan gagahnya Umar dengan dirimu!!!
Mungkin kau perlu belajar dari kisah Umar itu...
karena kau jarang membisikkan ke telinganya kata-kata "thank you"...
karena istrimu telah menjadi penjaga pandang matamu...
dari melihat wanita-wanita yang tak halal untukmu...
karena istrimu yang mendidik baik-baik buah hatimu...
karena istrimu yang menjadi syariat Allah untuk kebutuhanmu...
Mungkin pula karena lalaimu...
coba hitung dalam hatimu...
berapa kali kau tak penuhi kewajibanmu...
saat jari jemarinya menyentuk kulit wajahmu...
saat niatnya inggin bangkitkan gelora di dadamu...
tapi kau malah tarik selimut dan singkap kelambu...
lelah dari kerja dunia itulah alasan mu...
untuk itu kau perlu cari tahu...
Ataukah karena istrimu kurang uang saku...
karena gaji mu hanya cukup untuk sampai tanggal dua puluh satu...
hingga ia mesti hemat ini dan itu...
ahhh.... ku yakin bukan karena itu...
terlalu buruk sangkaku...
Jangan takut kalau istrimu cemburu...
bahkan sayur pun perlu bumbu...
biar mulut mu keluarkan liurnya penuh nafsu...
agar lidah pun merasakan nikmatnya makanan itu...
Jadi, anggap saja rasa itu pemupuk akar cintamu...
Sebab dari kisah teman-teman ku...
bila bunga rumah tangga sudah melayu...
bila cemburu sudah tidak ada lagi di antara dua kalbu...
siap-siaplah kau ajukan talak tilu...
karena bisa jadi sakinah itu sudah mulai hilang dari rumah tangga mu...
Biarkan malam ini ia tidur dengan cemburu itu...
asal esok pagi kau sapa dia dengan senyum indah mu itu...
dan jangan lupakan kata temanku yang asli Bumi ayu...
"kalau istrimu cemburu, YO WIS OJO NESU..."
huhuhu (maksudnya hehehe)
oleh Diki Alauddin pada 20 Februari 2011 jam 16:55
Dari Admin ttg Diki Alaudin:
Sobat kentalku yg satu ini seorang pekerja keras, selalu tampil sederhana, serius tapi santai, agak pendiam tapi selera humornya tinggi, supel, juga pandai meski begitu tetap low profile (ini serius bkn kata bang Ma'dit Musyawaroh !) terlebih penting concern terhadap dakwahnya-sampai sekarang-patut diacungi jempol. Mungkin gambaran personalnya dpt disimpulkan oleh kata2nya berikut: " Share more, argue less. Thank more, resent less. Appreciate more, blame less".
Banyak bidang pekerjaan yg digeluti mulai dari penyiar di Kiss FM (kalau ga salah), Program Director di Music City FM, Majalah Info Bank, Owner Batavia Multimedia and Warnet di Bandung dan terakhir Even Organizer PPPA Daarul Qur'an-Tangerang, sampai sekarang. Pernah nyatri di PonPes Tebuireng-Jombang, Attahiriyah-Jakarta, kuliah di UIN Syarif Hidayatullah-Jakarta (Bhs. Inggris, sekelas dgnku dan ssssttt.... jgn bilang siapa2 ya.. admin suka nyontek sama dia he..he). Bapak satu Istri -blm niat nambah katanya... hehe becanda bro- dgn dua org anak ini (Fathan Zaky-Putri dan Adam Nauval-Putra), lahir tanggal 30 Oktober 1969 di ..... yg jls di Bumi tinggal di wilayah Bogor dan sekitarnya. (lhoo.. kok kaya ramalan cuaca.. soalnya admin jg ga tau persisnya-masih DPO.) He.. he...Peace ah..
Tetap semangat sob... semoga sukses dan barokah. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar