Kebahagiaan keluarga, tidak tergantung pada kecukupan materi, kebagusan wajah ataupun kelebihan lainnya. Namun kebahagiaan itu sangat tergantung pada bagaimana kita menghadapi pasangan dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Dan juga tergantung pada bagaimana kita menerima keadaan pasangan dan keadaan keluarga secara keseluruhan. Ada 10 tips yang perlu diterapkan demi tercapainya rumahtangga yang bahagia :
Kalau 10 tips keluarga bahagia itu diterapkan, niscaya keluarga akan terjauh dari pertengkaran atau persoalan lainnya. Hidup berumahtangga akan terasa indah dan bahagia.
1. SAYANG
Perkawinan yang baik adalah perkawinan yang didasari dengan saling mencintai. Namun andai rasa cinta terhadap pasangan belum juga bersemi di hati sampai saat ini, rasa sayang hendaklah tetap diperlihatkan. Wujudkan rasa sayang itu dengan memperlihatkan perhatian yang tulus. Kenyataan sudah bicara, dia sekarang telah jadi pendamping hidup yang akan berlangsung hingga akhir hayat nanti.
Perhatian istri akan jadi obat mujarab untuk menentramkan batin suami. Ketika suami termenung sendiri memikirkan masalah berat yang sedang berkecamuk di kepalanya, cobalah dekati dan bertanyalah tentang apa yang jadi beban pikirannya. Perlihatkan rasa peduli sebagaimana pedulinya seorang ibu terhadap anaknya yang sedang menghadapi masalah.
Bisikkan kata “sayang” dengan penuh kemesraan. Disertai dengan belaian sayang dan kecupan indah. Dan wujudkanlah rasa sayang itu dengan memperlihatkan rasa peduli terhadap aneka masalah yang sedang dihadapinya. Siapkan diri untuk menjadi teman curhat yang menyenangkan baginya. Apabila antara suami istri sudah saling menyayangi, niscaya dunia akan terasa indah. Rasa bahagia akan datang dengan sendirinya.
2. SABAR
Sabar adalah sifat paling penting dalam rumah tangga. Kedua belah hendaklah sabar menghadapi sikap atau tindakan pasangan yang menjengkelkan hati. Dan sabar menghadapi aneka masalah keluarga yang muncul setiap saat. Dengan sikap sabar, keharmonisan keluarga akan lebih langgeng dan jauh dari pertengkaran.
Kesabaran istri akan membuat hati suami lebih tentram sehingga dia lebih tenang dalam bekerja. Dengan sikap sabar niscaya rumah-tangga akan jauh dari pertengkaran. Bersabar dalam kekesalan, lebih baik daripada menyesal nanti jika pertengkaran terlanjur terjadi. Ingatlah, sikap emosional hanya akan memperkeruh suasana. Panas bertemu panas bisa menimbulkan kebakaran.
Biarlah keadaan ekonomi belum menggembirakan, yang penting hati tetap gembira. Jauhkanlah rasa kesal dan sesal dari hati sanubari. Dengan berlapang dada, niscaya rasa bahagia akan tumbuh dengan suburnya di hati. Dada yang indah perlu dilengkapi dengan sifat lapang dada.
Kalau kita senantiasa bersabar, kepala akan tetap dingin namun suasana keluarga akan tetap hangat. Biarkan suasana keluarga selalu hangat, tapi jangan biarkan menjadi panas. Tak ada masalah keluarga yang harus dihadapi dengan emosional.
Masalah kecil, usah dibesar-besarkan. masalah besar, anggaplah sebagai masalah kecil. Kalau kesabaran sudah bersinggasana di hati, niscaya kebahagiaan akan menghiasi hati dan keharmonisan keluarga makin bersemi.
3. SANTUN
Keluarga adalah pelabuhan yang tenang bagi setiap orang. Pelabuhan yang tenang akan terwujud kalau suasana keluarga dalam keadaan tenteram. Ketentraman keluarga akan tercapai kalau suami-istri suka bicara secara santun satu sama lainnya.
Sebagai kepala keluarga, suami harus dihormati sebagaimana mestinya yang diwujudkan dengan sikap dan tutur kata yang santun. Tak terkecuali kalau jabatan istri lebih tinggi atau pendapatan yang lebih banyak. Begitu juga kalau umur istri lebih tua. Penghasilan atau tingkat jabatan istri yang lebih tinggi, akan jadi beban mental bagi suami. Beban mental itu akan makin berat kalau dia merasa dilecehkan.
Suami juga hendaklah bersikap santun terhadap istri. Santunnya suami berarti sikap penuh rasa sayang dan mengayomi. Saat memanggil istri, dilakukan dengan cara lemah lembut. Saat menyuruh, dilakukan dengan cara yang sopan. Saat memberi teguran, dilakukan dengan intonasi yang penuh kasih sayang. Istri akan bahagia kalau suaminya senantiasa bersikap santun dan memanggil dengan panggilan mesra.
Istri juga manusia biasa yang ingin dihargai dan diperlakukan dengan sikap santun. Harta yang banyak takkan membahagiakan kalau dibalik itu ada ucapan yang bernada kasar dan menyinggung perasaan. Tampang rupawan takkan membahagiakan kalau dibalik itu ada sifat ringan tangan. Perlu diingat, salah satu penyebab keretakan rumahtangga adalah tidak adanya lagi sikap santun antara suami istri.
4. SADAR
Setiap hal yang dihadapi dengan berdasarkan kesadaran, tak akan terasa berat walaupun tugas itu memang berat. Hati akan terasa ringan menghadapi pekerjaan rumah tangga, kalau ditanamkan kesadaran dalam hati bahwa sudah kodratnya tugas-tugas itu jadi tanggung jawab diri. Bukankah sudah hukum alam kalau istri bertugas mengerjakan urusan yang terkait dengan dapur, sumur dan kamar tidur ?.
Suami-istri punya tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam keluarga, sesuai dengan kodratnya. Tugas-tugas istri secara garis besar terkait dengan 5 S. Maksudnya, lima benda berhuruf awal S yang lazim dipegang ibu rumah-tangga setiap hari, yaitu ; Sendok, Sapu, Sabun, Setrika dan Sisir. Tugas-tugas itu sebenarnya merupakan tugas yang ringan, karena tidak membutuhkan tenaga yang kuat. Namun, akan terasa berat kalau dihadapi dengan hati berat.
Suamipun harus memenuhi tanggung jawabnya terhadap keluarga dengan penuh kesadaran. Adapun tanggung jawab suami terhadap keluarga terangkum dalam 5 S pula. yaitu; Santapan, Sandang, Sayang, Sarana dan Saran. Maksudnya; Makanan, Pakaian, Kasih sayang, Uang dan Nasehat. Kalau semuanya dipenuhi dengan berdasarkan kesadaran niscaya semuanya takkan terasa berat.
Penuhi dulu dengan senang hati tugas dan tanggung jawab, baru kemudian menuntut hak. Jangan sebaliknya, menuntut hak dari pasangan sedangkan kewajiban terhadapnya sering dilalaikan.
5. SENANG
Salah satu motivasi orang berumah tangga adalah untuk mendapatkan kesenangan dari pasangan. Kesenangan fisik ataupun kesenangan bathin. Sebaliknya, salah satu kewajiban seseorang dalam perkawinan adalah memberi kesenangan pada pasangan, kesenangan jiwa ataupun kesenangan raga.
Berusaha menghibur hati pasangan saat dia sedang resah dan gelisah merupakan salah satu kewajiban bagi suami-istri. Menghibur adalah kata lain dari memberi kesenangan hati atau bathin.
Betapa bahagianya suatu keluarga kalau suami-istri sama-sama berusaha menyenangkan hati pasangannya. Saat pasangan terlihat murung atau gelisah, tanyakan apa gerangan yang menjadi beban pikirannya, lakukan sesuatu yang dapat membuat hatinya senang.
Disamping memberi kesenangan fisik, suami-istri hendaklah bisa saling memberi kesenangan bathin. Saat pasangan sedang resah dan gelisah, hindarilah sikap atau tindakan yang bisa membuat pikirannya makin pusing. Jangan bersikap acuh tak acuh atau justru menjauh.
Siapa lagi yang bisa menyenangkan hati seseorang setiap saat kalau bukan pasangan hidupnya ?. Pikirkanlah apa yang dapat dilakukan agar hati istri atau suami lebih senang dan gembira. Saat pasangan terlihat murung, pikirkan dan lakukan hal yang bisa membuat dia kembali ceria dan tertawa.
6. SETIA
Cemburu tandanya cinta, pribahasa itu menjelaskan bahwa rasa cemburu dalam rumah tangga adalah hal yang biasa. Karena itu, tak perlu jengkel kalau pasangan merasa cemburu. Sikap yang paling tepat untuk menghindarkan kecemburuan adalah dengan menjadi orang yang setia setiap saat.
Kesetiaan yang diharapkan adalah kesetiaan dalam arti luas, yaitu menjauhi keakraban berlebihan dengan orang lain. Zaman sekarang, banyak godaan yang bisa membuat orang lupa pada statusnya yang sudah berkeluarga.
Bila godaan untuk berselingkuh datang, ingatlah pada akibat buruknya nanti. Larut dalam godaan akan meyebabkan biduk rumahtangga hanyut ke lembah kehancuran. Sekali ketahuan berselingkuh, selamanya pasangan takkan percaya lagi. Akibatnya dia mudah cemburu sehingga pertengkaran mudah terpicu. Siapa yang tak cemburu melihat pasangannya terlihat mesra dengan orang lain ?.
Komitmen kesetiaan yang diikrarkan pada saat pernikahan, hendaklah dipatuhi. Jangan sakiti hati pasangan dengan perselingkuhan. Ingatlah, dibalik kesenangan saat berselingkuh, ada sepotong hati yang tersayat. Hati yang terluka akan menyebabkan keharmonisan keluarga jadi menjauh. Sinar kebahagiaan akan segera meredup apabila komitmen kesetiaan dilanggar.
Setia setiap saat, begitulah hendaknya kalau ingin mencapai keharmonisan keluarga. Berjanjilah pada diri sendiri untuk tak terpengaruh dengan segala bentuk godaan.
7. SEHAT
Kesehatan jauh lebih penting dari segalanya. Kalau tubuh selalu sehat, niscaya segala urusan akan lebih lancar. Kalau jiwa selalu sehat, niscaya kebahagiaan akan lebih terasa. Jika hubungan antara suami-istri berada dalam suasana yang sehat, niscaya keharmonisan keluarga akan mudah tercapai.
Dengan membiasakan diri berfikir sehat niscaya hidup ini akan terasa lebih indah. Kebahagiaan dan keharmonisan keluarga pun akan lebih langgeng jadinya. Berfikir sehat berarti cara berfikir yang positif. Segala persoalan yang muncul dalam keluarga dihadapi dengan cara bijaksana.
Biasakan diri berpikir dan bertindak dengan sewajarnya. Apapun persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari dihadapi dengan kepala dingin. Sikap atau tindakan yang tidak menyenangkan hati pasangan hendaklah dijauhi. Sikap sinis dan pesimis mestinya dienyahkan. Jangan biarkan otak digerogoti pikiran negatif.
Mencegah datangnya penyakit jauh lebih baik daripada mengobatinya setelah penyakit itu datang. Cegahlah datangnya penyakit dengan menjauhi makanan yang mengganggu kesehatan. Dan menghindarkan tindakan atau gaya hidup yang merusak kesehatan. Tanpa kesehatan, tak ada artinya harta yang banyak atau paras rupawan.
Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Dalam keluarga yang sehat terdapat harapan untuk meraih masa depan yang sehat. Serta melanggengkan keharmonisan keluarga.
8. SUKA
Setiap orang punya kekurangan atau kelemahan, namun kekurangan pasangan jangan sampai menimbulkan rasa benci. Walau pasangan punya banyak kelemahan atau kekurangan, toh dia masih punya kelebihan di berbagai segi. Kalau rasa suka senantiasa ditanamkan dalam hati, niscaya rasa cinta akan semakin bersemi.
Tanamkan di hati rasa suka terhadap pasangan walaupun dia kurang ini dan kurang itu. Walau wajahnya tidak rupawan, walau postur tubuhnya tidak seksi, walau daya pikirnya kurang pintar. Dan, tetaplah mencoba untuk menyukainya walau karakternya kurang menyenangkan.
Arahkan pandangan kepada kelebihan pasangan, jangan lihat kekurangan atau kelemahannya. Dengan demikian rasa cinta terhadapnya akan mudah bersemi di hati. Pupuklah rasa suka pada apa yang ada pada suami atau istri, niscaya keharmonisan keluarga akan tumbuh dengan suburnya .
Sukailah pasangan sebagaimana adanya, terhadap dirinya dan juga terhadap apa yang menjadi kesukaan atau hobbynya. Jangan justru benci pada apa yang disukainya, kecuali kalau kesukaannya itu memang bersifat tercela atau terlarang.
Sebagai pendamping hidup yang baik, mestinya ikut menghargai segala kecendrungan hati pasangan. Sikap sinis atau benci terhadap apa yang disukai pasangan hanya akan memicu pertengkaran.
Apa yang telah diberikan pasangan, hendaklah disukai sekalipun belum sesuai dengan harapan. Dan syukurilah pemberian itu dengan cara merawatnya dengan sebaik-baiknya.
9. SUPEL
Sebagai anggota baru dalam keluarga besar mertua, istri hendaklah bisa menyesuaikan diri dengan sifat dan kebiasaan suami. Sebagai menantu, hendaklah bisa beradaptasi dengan adat dan sifat mertua. Sifat supel sangat diperlukan demi mendapatkan simpati mertua.
Perbedaan sifat dan budaya dengan pasangan tak perlu dibesar-besarkan. Hendaknya dicari titik temu antara dua kutub yang berbeda itu. Masing-masing hendaknya menghargai cara berfikir pasangan. Sebagai pihak yang lebih muda, istri hendaklah berinisiatif mencari penyesuaian. Tak ada salahnya mengalah demi menghindari benturan.
Untuk menjadi orang yang supel, diperlukan sifat rendah hati. Sifat-sifat negatif seperti egois dan sinis perlu dijauhi. Jauhkan pula sikap merasa benar sendiri atau ingin menang sendiri. Budaya dan cara berfikir pasangan atau keluarganya hendaklah dihargai sekalipun kurang berkenan di hati. Latar belakang keluarga yang lebih tinggi tingkat ekonomi atau tingkat intelektualitas, jangan menimbulkan sikap angkuh, sinis ataupun tinggi hati.
Menantu yang supel adalah yang pandai menempatkan diri pada posisi yang semestinya dalam keluarga mertua. Dia bisa bersikap rendah hati di hadapan mertuanya dan bisa mendekatkan diri dengan saudara ipar. Pandanglah mertua dan saudara ipar dengan pandangan kekeluargaan. Berusahalah mendekatkan diri, jangan justru bersikap menjauh.
Hal utama dalam sifat supel adalah adanya rasa hormat dan penghargaan terhadap budaya orang lain. Perlu dijauhkan sikap melecehkan ataupun mencela adat kebiasaan kelompok lain.
10. SYUKUR
Langkah pertama dan utama dalam mencapai kebahagiaan keluarga adalah mensyukuri segala rahmat Tuhan yang telah diperoleh. Rasa syukur ditanamkan dalam hati sekalipun rahmat Tuhan belum sesuai dengan yang diharapankan. Salah satu rahmat Tuhan yang harus disyukuri adalah jodoh yang telah didapat yang akan jadi pendamping hidup hingga akhir hayat nanti.
Kebahagiaan tergantung pada sikap kita menerima kondisi pasangan apa adanya. Keluarga akan bahagia kalau hati cukup puas dengan kondisi pasangan dengan segala kekurangannya. Dan kebahagiaan akan mudah bersemi di hati kalau rasa syukur sudah mantap tertanam di qalbu.
Wujudkankan rasa syukur itu dengan menyayangi pasangan dengan sepenuh hati. Dan syukurilah harta yang dimiliki dengan cara memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Apa yang dimiliki akan mengantarkan keluarga pada kebahagiaan sejati kalau dipergunakan untuk hal-hal yang positif.
Terimalah keadaan diri, keadaan suami atau istri dan keadaan keluarga sebagaimana adanya. Tetaplah menganggap pasangan sebagai yang terbaik. Tanamkan rasa syukur dalam hati walaupun keadaan pasangan tak seperti yang diidamkan.
Biarlah suami kurang gagah, kurang kaya ataupun kurang jantan, toh dia kan juga punya kelebihan lain yang layak disyukuri. Biarlah istri kurang cantik atau kurang seksi, toh dia juga punya aneka kelebihan di segi lainnya. Bandingkan kondisi keluarga dengan orang yang lebih susah atau lebih miskin, bukan dengan orang yang lebih kaya.
Yang tak pandai bersyukur, akan sukar meraih bahagia. Bagi yang pandai bersyukur, Tuhan akan menambah rahmat dan kebahagiaannya. Syukurilah rahmat Tuhan dengan memperbanyak ibadat.
Oleh: Mutiara Mutia Bertasbih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar