Saat ini banyak usaha kecil dan menengah
yang dijalankan oleh ibu-ibu. Namun, ada beberapa hal yang mengancam
kelangsungan usaha tersebut. Sebab, usaha yang dijalankan kaum ibu memiliki
beberapa kelemahan-kelemahan mendasar. Kelemahan itu disebabkan tidak
disiplin dalam membedakan dana pribadi dengan dana usaha. Selain itu, catatan
keuangan perusahaan biasanya bakal amburadul.
Memang, kelemahan di atas merupakan "penyakit" utama usaha kecil dan menengah. Uang pribadi sering disamakan dengan uang modal usaha. Misalnya saja, kalau anaknya mau minta jajan, diambil dari situ. Padahal untuk menunjukkan kualitas suatu usaha, sang pemilik usaha harus tertib dan disiplin mencatat laporan keuangannya dengan memisahkan dana usaha dari penggunaan pribadi. Jika pemisahan itu tidak dilakukan, neraca perusahaan tersebut tidak bisa mencerminkan kondisi sebenarnya karena aset pribadi bercampur dengan usaha. Akhirnya analisa keuangannya menjadi bias. |
Berkarya, Berbagi, Berguna; Berilmu, Beramal, Bermu'amalah; Hidup Sekali, Hiduplah yang Berarti.
Sabtu, 22 Desember 2012
Kelemahan Bisnis yang Dijalankan Kaum Ibu
Masalah dalam Menjalankan Waralaba
Menjalankan
sebuah bisnis waralaba memang rasanya lebih mudah dari merintis usaha sendiri.
Anda tinggal menyiapkan modal untuk membeli lisensi dagang atas nama waralaba
tersebut kemudian bisa dipastikan konsumen akan lebih mengenali usaha Anda.
Namun, jangan terlampau gembira karena menjalankan waralaba tidak semudah yang
Anda duga. Terdapat sejumlah permasalahan yang perlu ditangani dengan tepat
sehingga tidak menimbulkan masalah yang lebih serius di kemudian hari.
Pengetahuan ini penting bagi Anda yang sedang mempertimbangkan untuk menjalani
bisnis waralaba atau sedang menjalankan bisnis serupa. Adapun masalah-masalah
yang berpotensi muncul ialah:
* Kewenangan yang terbatas: Bukan rahasia lagi bahwa membeli sebuah waralaba dapat membatasi ruang gerak Anda sebagai entrepreneur. Beberapa pemberi ijin waralaba menuntut sebuah kerangka kerja yang ketat dan tegas. Misalnya waralaba restoran makanan cepat saji biasanya membutuhkan bahan, porsi dan metode kerja khusus sehingga Anda mendapatkan sedikit masukan tentang bagaimana bisnis Anda dijalankan.
* Biaya di muka: Membeli waralaba bisa sangat mahal apalagi ditambah dengan biaya sewa lokasi dan membayar staf. Untuk banyak pemilik usaha potensial, membeli waralaba melibatkan pengambilan utang pribadi. Periode awal operasi bisnis kecil paling mahal dan membeli waralaba bisa memberikan biaya tambahan yang besar jumlahnya selain hal tadi.
* Biaya berkelanjutan: Biaya yang berkelanjutan dalam menjalankan bisnis bisa juga menjadi kerugian besar. Anda akan membayarkan sebagian laba kepada pemberi ijin waralaba, yang bisa juga mengenakan biaya tambahan untuk iklan dan biaya pemasaran. Anda bisa juga diwajibkan untuk membeli suplai dari pewaralaba atau vendor yang sudah ditentukan sehingga biaya Anda bisa lebih tinggi dari apa yang Anda bayarkan.
* Kebangkrutan pewaralaba: Pewaralaba mungkin akan mengalami kemunduran tanpa memberikan peringatan yang akan secara serius meberikan dampak negatif pada bisnis Anda. Inilah risiko bekerjasama dengan perusahaan lain. Meski bisnis Anda tidak bisa disita sebagai penyelesaian kebangkrutan, pewaralaba yang tidak lagi menjalankan bisnis itu akan memberikan dampak berupa goncangan keuangan yang besar pada bisnis Anda sendiri.
* Kesulitan dalam menjual bisnis: Kerugian lain menjalankan waralaba ialah potensi kesulitan yang harus dihadapi saat menjualnya. Karena sebagian besar pewaralaba memiliki kualitas khusus yang mereka cari dalam pemilik waralaba, mereka ingin tahu kepada siapa waralaba akan dijual. Ini bisa menyulitkan untuk dijual terutama jika waralaba yang dijual tidak terlalu menguntungkan.
* Publisitas negatif: Jika waralaba lainnya dalam perusahaan yang sama mengalami kemandekan dalam hubungan masyarakat, ia akan memberikan tekanan pada bisnis Anda tidak peduli apakah Anda terlibat langsung atau tidak.
* Kewenangan yang terbatas: Bukan rahasia lagi bahwa membeli sebuah waralaba dapat membatasi ruang gerak Anda sebagai entrepreneur. Beberapa pemberi ijin waralaba menuntut sebuah kerangka kerja yang ketat dan tegas. Misalnya waralaba restoran makanan cepat saji biasanya membutuhkan bahan, porsi dan metode kerja khusus sehingga Anda mendapatkan sedikit masukan tentang bagaimana bisnis Anda dijalankan.
* Biaya di muka: Membeli waralaba bisa sangat mahal apalagi ditambah dengan biaya sewa lokasi dan membayar staf. Untuk banyak pemilik usaha potensial, membeli waralaba melibatkan pengambilan utang pribadi. Periode awal operasi bisnis kecil paling mahal dan membeli waralaba bisa memberikan biaya tambahan yang besar jumlahnya selain hal tadi.
* Biaya berkelanjutan: Biaya yang berkelanjutan dalam menjalankan bisnis bisa juga menjadi kerugian besar. Anda akan membayarkan sebagian laba kepada pemberi ijin waralaba, yang bisa juga mengenakan biaya tambahan untuk iklan dan biaya pemasaran. Anda bisa juga diwajibkan untuk membeli suplai dari pewaralaba atau vendor yang sudah ditentukan sehingga biaya Anda bisa lebih tinggi dari apa yang Anda bayarkan.
* Kebangkrutan pewaralaba: Pewaralaba mungkin akan mengalami kemunduran tanpa memberikan peringatan yang akan secara serius meberikan dampak negatif pada bisnis Anda. Inilah risiko bekerjasama dengan perusahaan lain. Meski bisnis Anda tidak bisa disita sebagai penyelesaian kebangkrutan, pewaralaba yang tidak lagi menjalankan bisnis itu akan memberikan dampak berupa goncangan keuangan yang besar pada bisnis Anda sendiri.
* Kesulitan dalam menjual bisnis: Kerugian lain menjalankan waralaba ialah potensi kesulitan yang harus dihadapi saat menjualnya. Karena sebagian besar pewaralaba memiliki kualitas khusus yang mereka cari dalam pemilik waralaba, mereka ingin tahu kepada siapa waralaba akan dijual. Ini bisa menyulitkan untuk dijual terutama jika waralaba yang dijual tidak terlalu menguntungkan.
* Publisitas negatif: Jika waralaba lainnya dalam perusahaan yang sama mengalami kemandekan dalam hubungan masyarakat, ia akan memberikan tekanan pada bisnis Anda tidak peduli apakah Anda terlibat langsung atau tidak.
Pengaruh Layanan Pelanggan Terhadap Bisnis
Peribahasa
lama mengatakan bahwa setiap bisnis tergantung pada pelanggannya. Suatu bisnis
yang memperlakukan pelanggannya dengan buruk ialah bisnis yang diramalkan akan
segera ambruk. Layanan pelanggan ialah suatu aspek tak terlihat dalam suatu
bisnis, tetapi meski tak terlihat bukan berarti ia tidak penting. Sebaliknya
banyak pelanggan akan mengingat kualitas pelayanan yang mereka terima lebih
dari kualitas sebuah produk karena ia secara langsung berhubungan dengan
individu/ manusia yang merepresentasikan bisnis secara langsung. Kesannya tentu
akan lebih kuat dari sekadar berhadapan dengan produk yang merupakan benda
mati.
Ritel
Dunia ritel ialah suatu lingkungan yang berpacu dengan sangat cepat. Fokusnya ialah pada kecepatan dan efisiensi. Dalam lingkungan seperti ini, kadang sukar untuk mengingat bahwa setiap pelanggan ialah seorang individu yang memiliki keinginan dan masalah mereka sendiri-sendiri. Menyewa seorang staf yang benar-benar menguasai produk perusahaan dan sekaligus berwatak ramah pada orang lain akan membantu bisnis memberikan bantuan yang berguna dan menyenangkan bagi pelanggan. Staf seharusnya sadar terhadap kebutuhan pelanggan dengan menawarkan bantuan saat pelanggan memasuki toko tetapi tidak bersikap begitu mendesak sehingga malah mengganggu mereka. Pengetahuan yang baik tentang barang yang dijual ialah suatu aspek penting dari kemampuan untuk menjadi berguna bagi pelanggan.
Hotel dan restoran
Suasana restoran dan hotel sering lebih bervariasi dari suasana dalam sebuah bisnis ritel. Beberapa restoran sangat berfokus pada paham utilitarinisme (yang meyakini bahwa sebuah perbuatan benar jika ia berguna) sementara yang lain berfokus pada kualitas hidangan dan pengalaman pelanggan saat menyantap hidangan. Penting bagi restoran atau hotel yang berhasil untuk mempekerjakan staf yang memiliki keahlian dalam menciptakan atmosfer penuh kesopanan dan kesantunan bagi pelanggannya. Banyak pelanggan setia hotel atau restoran merayakan acara-acara tertentu sehinga mereka menjadi lebih peka terhadap perlakuan staf restoran dan hotel daripada orang-orang dalam bisnis ritel. Dalam restoran, staf idealnya melakukan segala cara untuk memenuhi selera dan pilihan makanan pelanggan setia ini. Di hotel, pelanggan setia harus merasa bebas saat sekaligus merasa privasinya dilindungi.
Memperbaiki kesalahan
Beberapa tingkatan kesalahan tentu tidak bisa dihindari pada kesempatan apapun. Respon yang efektif dan sopan terhadap suatu masalah sering bisa membuat pelanggan memiliki opini yang lebih baik tentang bisnis Anda daripada sebelumnya. Jika pesanan tidak terorganisir dengan baik, reservasi hilang atau barang rusak, tawarkan untuk mengganti secara cuma-cuma. Itikad baik yang mendorong perbuatan baik ini lebih bernilai dari sekadar biaya yang dikeluarkan untuk mengganti kerugian material yang diderita.
Ketulusan
Ekspresi ketertarikan dan kesopanan yang tulus sering bisa menjadi bumerang. Banyak orang diredakan kemarahan dan ketidakpuasannya dengan perkataan staf yang kurang tulus dan sering hanya merupakan ‘lip service’. Sebuah metode menjalin hubungan dengan pelanggan secara lebih efektif dan efisien ialah dengan melatih staf Anda untuk selalu memperhatikan pentingnya pelanggan dalam karir mereka. Staf harus mendengarkan dengan cermat keluhan pelanggan dan memberikan saran yang sesuai terhadap permasalahan yang ditemuinya yang memuaskan bagi kedua belah pihak. Meluangkan waktu untuk hanya sekadar mendengarkan dan bersimpati terhadap keluhan pelanggan yang sedang menghadapi masalah terbukti sama pentingnya dengan memecahkan masalah itu. Menunjukkan pada pelanggan bahwa kita peduli tentang keberadaan dan masalah yang mereka miliki akan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak.
Pelayanan yang buruk
Pelayanan yang buruk dapat membunuh bisnis dengan perlahan-lahan karena pelangan akan merasa terasing dan membuat mereka beralih pada pesaing. Pegawai yang memberikan pelayanan yang bermutu rendah dan kasar harus ditegur, dilatih kembali tentang pentingnya pelayanan pelanggan yang baik dan pantas atau jika sudah keterlaluan, diberhentikan. Pegawai yang berada di bawah tekanan bisa saja menjadi abai terhadap pelanggan, berbicara dengan mereka dengan nada kasar atau menolak membantu untuk menemukan produk atau memecahkan masalah. Pelanggan tidak akan membuat pembedaan antara pegawai dan pemilik bisnis karena ia cenderung menganggap sikap pegawai ialah representasi dari sikap pemilik bisnis. Saat mereka diperlakukan dengan buruk dan kurang pantas, tentu wajar jika mereka beralih dan berhenti menjadi pelanggan bisnis kita.
Ritel
Dunia ritel ialah suatu lingkungan yang berpacu dengan sangat cepat. Fokusnya ialah pada kecepatan dan efisiensi. Dalam lingkungan seperti ini, kadang sukar untuk mengingat bahwa setiap pelanggan ialah seorang individu yang memiliki keinginan dan masalah mereka sendiri-sendiri. Menyewa seorang staf yang benar-benar menguasai produk perusahaan dan sekaligus berwatak ramah pada orang lain akan membantu bisnis memberikan bantuan yang berguna dan menyenangkan bagi pelanggan. Staf seharusnya sadar terhadap kebutuhan pelanggan dengan menawarkan bantuan saat pelanggan memasuki toko tetapi tidak bersikap begitu mendesak sehingga malah mengganggu mereka. Pengetahuan yang baik tentang barang yang dijual ialah suatu aspek penting dari kemampuan untuk menjadi berguna bagi pelanggan.
Hotel dan restoran
Suasana restoran dan hotel sering lebih bervariasi dari suasana dalam sebuah bisnis ritel. Beberapa restoran sangat berfokus pada paham utilitarinisme (yang meyakini bahwa sebuah perbuatan benar jika ia berguna) sementara yang lain berfokus pada kualitas hidangan dan pengalaman pelanggan saat menyantap hidangan. Penting bagi restoran atau hotel yang berhasil untuk mempekerjakan staf yang memiliki keahlian dalam menciptakan atmosfer penuh kesopanan dan kesantunan bagi pelanggannya. Banyak pelanggan setia hotel atau restoran merayakan acara-acara tertentu sehinga mereka menjadi lebih peka terhadap perlakuan staf restoran dan hotel daripada orang-orang dalam bisnis ritel. Dalam restoran, staf idealnya melakukan segala cara untuk memenuhi selera dan pilihan makanan pelanggan setia ini. Di hotel, pelanggan setia harus merasa bebas saat sekaligus merasa privasinya dilindungi.
Memperbaiki kesalahan
Beberapa tingkatan kesalahan tentu tidak bisa dihindari pada kesempatan apapun. Respon yang efektif dan sopan terhadap suatu masalah sering bisa membuat pelanggan memiliki opini yang lebih baik tentang bisnis Anda daripada sebelumnya. Jika pesanan tidak terorganisir dengan baik, reservasi hilang atau barang rusak, tawarkan untuk mengganti secara cuma-cuma. Itikad baik yang mendorong perbuatan baik ini lebih bernilai dari sekadar biaya yang dikeluarkan untuk mengganti kerugian material yang diderita.
Ketulusan
Ekspresi ketertarikan dan kesopanan yang tulus sering bisa menjadi bumerang. Banyak orang diredakan kemarahan dan ketidakpuasannya dengan perkataan staf yang kurang tulus dan sering hanya merupakan ‘lip service’. Sebuah metode menjalin hubungan dengan pelanggan secara lebih efektif dan efisien ialah dengan melatih staf Anda untuk selalu memperhatikan pentingnya pelanggan dalam karir mereka. Staf harus mendengarkan dengan cermat keluhan pelanggan dan memberikan saran yang sesuai terhadap permasalahan yang ditemuinya yang memuaskan bagi kedua belah pihak. Meluangkan waktu untuk hanya sekadar mendengarkan dan bersimpati terhadap keluhan pelanggan yang sedang menghadapi masalah terbukti sama pentingnya dengan memecahkan masalah itu. Menunjukkan pada pelanggan bahwa kita peduli tentang keberadaan dan masalah yang mereka miliki akan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak.
Pelayanan yang buruk
Pelayanan yang buruk dapat membunuh bisnis dengan perlahan-lahan karena pelangan akan merasa terasing dan membuat mereka beralih pada pesaing. Pegawai yang memberikan pelayanan yang bermutu rendah dan kasar harus ditegur, dilatih kembali tentang pentingnya pelayanan pelanggan yang baik dan pantas atau jika sudah keterlaluan, diberhentikan. Pegawai yang berada di bawah tekanan bisa saja menjadi abai terhadap pelanggan, berbicara dengan mereka dengan nada kasar atau menolak membantu untuk menemukan produk atau memecahkan masalah. Pelanggan tidak akan membuat pembedaan antara pegawai dan pemilik bisnis karena ia cenderung menganggap sikap pegawai ialah representasi dari sikap pemilik bisnis. Saat mereka diperlakukan dengan buruk dan kurang pantas, tentu wajar jika mereka beralih dan berhenti menjadi pelanggan bisnis kita.
Kesalahan Umum dalam Menyusun Rencana Bisnis
Apa
kesalahan paling umum saat menulis rencana bisnis? Dalam membuat rencana bisnis
ada hal-hal yang perlu dihindari. Anda juga mungkin memerlukan semacam daftar
untuk membantu kelengkapan konten rencana bisnis Anda. Karena sering kali kita
memasukkan informasi yang tidak perlu, dan lupa mencantumkan hal-hal penting.
Berikut ini adalah tiga ‘warning’ dalam membuat rencana bisnis.
1. Kurang optimis
Ada banyak pengusaha yang menulis rencana bisnis dengan nada yang tidak optimis. Mereka menyerah sebelum mewujudkannya. Mereka mencantumkan kalimat-kalimat seperti, “Kalau ada kesempatan nanti, saya akan…” atau “Kami menunggu hinga kondisi…” Bank atau investor tidak akan menunggu hingga Anda menjadi layak untuk mendapat pinjaman dana. Ingatlah, yang Anda ingin menangkan adalah perhatian. Jangan menulis hal-hal yang akan membuat Anda kehilangan seluruh kesempatan hanya karena rencana bisnis Anda memiliki ‘aura kegagalan’.
2. Arus kas yang jelas
Banyak pengusaha berpikir untuk mendapat keuntungan, bukan memikirkan arus kas. Ini cara yang kurang tepat. Memang, untuk memulai sebuah usaha Anda pasti membayangkan dan memikirkan memikirkan biaya produksinya, cara menjualnya, dan sebesar apa keuntungan yang mungkin diperoleh. Jadi, cantumkanlah semua rencana atau bayangan arus kas. Jangan hanya menulis, “Kami butuh dana sebesar ini” atau “Kami menharapkan keuntungan sebesar ini.” Sumber dana atau calon pemodal Anda harus tahu peluang keuntungan dan resiko kerugian yang dihadapi. Dalam bisnis, keuntungan bukan hal yang pasti ada. Karena itulah memahami rencana arus kas menjadi sangat penting. Dalam sebuah rencana bisnis harus ada tabel arus kas.
3. Terlalu mementingkan ide
Jangan melebih-lebihkan pentingnya ide. Ada banyak bisnis kreatif yang sukses. Namun sebenarnya Anda tidak selalu memerlukan ide yang bagus untuk memulai sebuah bisnis. Ide kreatif memang menjanjikan kesuksesan, namun itu tidak mutlak. Yang lebih Anda perlukan adalah waktu, uang, ketekunan, dan akal sehat. Bisnis yang sepenuhnya hanya mengandalkan ide-ide baru, justru biasanya tidak tahan lama. Gagasan baru butuh waktu untuk diterima masyarakat, sementara ide yang sudah ada
justru kadang lebih ‘menjual’. Ini terjadi karena banyak orang biasanya punya keraguan ide baru tersebut akan bekerja dengan baik.
1. Kurang optimis
Ada banyak pengusaha yang menulis rencana bisnis dengan nada yang tidak optimis. Mereka menyerah sebelum mewujudkannya. Mereka mencantumkan kalimat-kalimat seperti, “Kalau ada kesempatan nanti, saya akan…” atau “Kami menunggu hinga kondisi…” Bank atau investor tidak akan menunggu hingga Anda menjadi layak untuk mendapat pinjaman dana. Ingatlah, yang Anda ingin menangkan adalah perhatian. Jangan menulis hal-hal yang akan membuat Anda kehilangan seluruh kesempatan hanya karena rencana bisnis Anda memiliki ‘aura kegagalan’.
2. Arus kas yang jelas
Banyak pengusaha berpikir untuk mendapat keuntungan, bukan memikirkan arus kas. Ini cara yang kurang tepat. Memang, untuk memulai sebuah usaha Anda pasti membayangkan dan memikirkan memikirkan biaya produksinya, cara menjualnya, dan sebesar apa keuntungan yang mungkin diperoleh. Jadi, cantumkanlah semua rencana atau bayangan arus kas. Jangan hanya menulis, “Kami butuh dana sebesar ini” atau “Kami menharapkan keuntungan sebesar ini.” Sumber dana atau calon pemodal Anda harus tahu peluang keuntungan dan resiko kerugian yang dihadapi. Dalam bisnis, keuntungan bukan hal yang pasti ada. Karena itulah memahami rencana arus kas menjadi sangat penting. Dalam sebuah rencana bisnis harus ada tabel arus kas.
3. Terlalu mementingkan ide
Jangan melebih-lebihkan pentingnya ide. Ada banyak bisnis kreatif yang sukses. Namun sebenarnya Anda tidak selalu memerlukan ide yang bagus untuk memulai sebuah bisnis. Ide kreatif memang menjanjikan kesuksesan, namun itu tidak mutlak. Yang lebih Anda perlukan adalah waktu, uang, ketekunan, dan akal sehat. Bisnis yang sepenuhnya hanya mengandalkan ide-ide baru, justru biasanya tidak tahan lama. Gagasan baru butuh waktu untuk diterima masyarakat, sementara ide yang sudah ada
justru kadang lebih ‘menjual’. Ini terjadi karena banyak orang biasanya punya keraguan ide baru tersebut akan bekerja dengan baik.
Mengatasi Risiko Bisnis
Banyak orang berpendapat, bahwa salah satu
ciri entrepreneur yaitu berani mengambil risiko. Seorang entrepereneur dapat
melihat risiko jika ia keluar dari zona nyaman, dan masuk ke dalam zona baru
yang penuh dengan ketidakpastian. Namun, yang perlu digarisbawahi adalah,
bahwa seorang entrepreneur sukses bukanlah orang yang hanya sekadar berani
mengambil risiko. Lebih dari itu, mereka juga harus bisa mengelola segala
risiko menjadi sebuah peluang baru yang menguntungkan.
Memulai usaha memang tidak semudah membalikan telapak tangan. Dibutuhkan keberanian dan strategi bisnis yang matang, sebelum akhirnya masuk ke zona yang serba tak pasti ini. Semua peluang bisnis memang memiliki risiko, walaupun tingkat risiko yang dimiliki berbeda-beda. Ada usaha yang berisiko besar, dan ada pula yang risikonya kecil, namun bukan berarti risiko-risiko tersebut tidak bisa diatasi dan diminimalisasi. Bagaimana cara mengatasi atau mengurangi risiko bisnis? Berikut langkah-langkah yang perlu Anda perhatikan. 1. Sebelum memulai usaha, sebaiknya Anda melakukan riset mengenai hambatan-hambatan yang mungkin akan muncul di tengah perjalanan usaha. Dengan begitu Anda dapat menyiapkan strategi sedini mungkin, untuk mengantisipasi hambatan di masa depan. Salah satu risiko yang sering menghambat adalah risiko peningkatan persaingan bisnis. 2. Pilihlah peluang bisnis sesuai dengan skil dan minat yang Anda miliki. Jangan sampai Anda memulai usaha hanya karena ikut-ikutan tren yang ada. Dengan memulai usaha sesuai dengan skil dan minat, setidaknya Anda memiliki bekal pengetahuan dan keahlian untuk mengurangi dan mengatasi segala risiko yang muncul di tengah perjalanan Anda. Hindari peluang usaha yang tidak Anda kuasai, ini dilakukan agar Anda tidak kesulitan dalam mengatasi segala risikonya. 3. Carilah informasi mengenai kunci kesuksesan bisnis Anda. Hal tersebut bisa membantu Anda untuk menentukan langkah-langkah yang dapat membuat usaha Anda berkembang, dan langkah apa saja yang tidak perlu dilakukan untuk mengurangi munculnya risiko yang tidak diinginkan. 4. Sesuaikan besar modal usaha yang Anda miliki dengan risiko usaha yang Anda ambil. Jangan terlalu memaksakan diri untuk mengambil peluang usaha yang berisiko besar, jika modal usaha yang Anda miliki juga masih terbatas. 5. Kesuksesan bisnis bisa dibangun dengan adanya keteguhan hati yang didukung kreativitas. Dengan keteguhan hati serta kreativitas mencipta ide-ide baru, kesuksesan usaha akan mudah dicapai. Jika Anda mampu memenuhi syarat ini, segala risiko yang muncul, akan bisa Anda atasi dengan baik. 6. Carilah informasi tentang prospek bisnis tersebut sebelum mengambil sebuah risiko. Saat ini banyak peluang usaha yang tiba-tiba booming, namun prospek bisnisnya tidak bisa bertahan lama. Hanya dalam hitungan bulan saja, bisnis tersebut surut seiring dengan bergantinya tren pasar. Sebaiknya Anda menghindari jenis peluang usaha seperti itu, karena risikonya cukup besar. 7. Ketahui tin gkat kebutuhan masyarakat akan produk Anda. Semakin besar tingkat kebutuhan konsumen akan sebuah produk, maka risiko bisnis akan semakin kecil, setidaknya risiko dalam memasarkan produk. Dari informasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa semua risiko bisnis dapat diatasi dengan kejelian, ketekunan dan kreativitas. Oleh karena itu, tingkatkan kemampuan dan pengetahuan Anda dalam menjalankan usaha, agar segala risiko yang muncul di tengah perjalanan tidak sampai merugikan bisnis Anda |
Langganan:
Postingan (Atom)