Tuhan memberi manusia kesanggupan beradaptasi terhadap beragam situasi.
Manusia dianugerahi naluri dan kecerdasan; nurani dan nafsu agar dengannya ia tetap mampu menyelenggarakan kebahagiaan.
Meskipun dgn suku cadang yg terendah nilainya, ia tetap mampu menghasilkan ramuan kedamaian dibalut kebahagiaan yg jauh melebihi taraf kebahagiaan yg dirajut oleh kemewahan.
Keceriaan & Kenyamanan; Kebahagiaan & Kedamaian
tak selalu bergantung pd hal-hal diluar manusia,
Kebahagiaan tak selalu melekat pada kekayaan & kejayaan, kekuasaan & jabatan.
Kebahagiaan jg tak mesti hengkang dari kemiskinan & kepailitan, kelemahan & keterhimpitan.
Sejatinya kebahagiaan muncul dari kedamaian yg melekat erat pada hati yg "kaya" yakni hati yg senantiasa bersyukur atas apapun karunia-Nya serta ridha dan sabar atas segala ujian-Nya seraya berpasrah penuh - setelah berpenuh peluh - kepada-Nya atas apa yg tak kuasa dilaluinya.
Jangan beri kesempatan pada keluhan, umpatan & ratapan kesedihan, ia muncul krn anda mengijinkannya.
Hidup sangat luas dimensi persoalannya, maka diperlukan bukan sekedar wawasan yg luas dan pengetahuan, melainkan juga kearifan sikap dan keluhuran budi yg konsisten dari hari ke hari.
Jadi poinnya, bahagia bukan soal apa dan kenapa, siapa dan dimana, tapi lebih kpd bagaimana anda menyikapi segalanya.